Wheel loader series
Stall Speed
Pada dasarnya untuk mengetahui kemampuan torque converter dalam menyalurkan tenaga engine ke power train. Sebelum melakukan T/C stall, harus melakukan mengecheckan Fuel and Air System engine, yakinkan kondisinya normal.
Jika pada akhirnya digunakan sebagai salah satu cara untuk mengetahui performance engine saat terpasang diunit dengan pertimbangan bahwa Performance Torque Converter relative lebih stabil dibandingkan dengan engine dengan membandingkan frekwensi kerusakan antara kedua komponen tersebut. Misal saat unit beroperasi pada medan yang berdebu, maka sejalan dengan kebuntuan Air Cleaner, engine akan mengalami penurunan performance.
Transmission pilot pressure
Untuk mengetahui besar pilot pressure penggerak clutch spool transmission sehingga dapat mengarahkan flow discharge pump menuju clutch, besar pilot pressure cenderung konstan, tidak dipengaruhi oleh rpm engine dan diatur oleh pilot reducing valve.
Transmission lubricating pressure
Untuk memastikan besarnya oli yang digunakan untuk pelumasan inner component transmission, sehingga tidak terjadi keausan abnormal, besarnya pressure lubricating dibatasi oleh lubricating valve.
Transmission main relief pressure
Untuk mengetahui maksimal pressure dalam system control transmission, sehingga system dapat berfungsi normal. Besar pressure diatur oleh main relief valve, dimana saat relief pressure tercapai, akan membebaskan flow discharge menuju torque converter (sisi inlet). Dengan kata lain torque converter tidak akan bekerja (torque off), saat flow discharge pump dialirkan dan digunakan untuk mengengagedkan clutch pack transmission.
Reducing pressure
Untuk mengetahui besar pressure oli yang digunakan untuk mengengagedkan rotary clutch (speed 2nd), besarnya pressure akan konstan tidak dipengaruhi oleh flow discharge pump (perubahan rpm engine) dan dibatasi oleh reducing valve.
Inlet pressure T/C
Untuk mengetahui besar pressure oli yang akan masuk kedalam torque converter dan besarnya dibatasi oleh T/C relief valve. Pressure oli tersebut berasal dari main relief valve setelah bekerja untuk membatasi maksimal pressure dalam circuit hydraulic power train. Jika inlet pressure dalam range standart, diharapkan performance T/C juga dalam kondisi standart.
Outlet pressure T/C
Untuk mengetahui besar pressure oli yang ada didalam torque converter dan besarnya dibatasi oleh regulator valve, outlet pressure relative lebih rendah daripada relief pressure. Dapat digunakan sebagai indikasi tingkat internal leakage yang terjadi dalam torque converter dan jika outlet pressure dalam range standart, diharapkan performance T/C juga dalam kondisi standart.
Transmission gear shift lever travel
Directional lever
Untuk mengetahui panjang langkah pergerakan directional lever, saat digerakkan dari posisi N – F – N – R, sebagai indikasi ketepatan ball detent linkage, agar didapatkan kemudahan dan kenyamanan pengoperasian.
Speed lever
Untuk mengetahui panjang langkah pergerakan directional lever, saat digerakkan dari posisi 1 – 2 – 3 – 4, sebagai indikasi ketepatan ball detent linkage, agar didapatkan kemudahan dan kenyamanan pengoperasian.
Transmision gear shift lever operating force
Untuk mengetahui gaya yang diperlukan untuk menggerakkan directional lever, saat digerakkan dari posisi 1 – 2 – 3 – 4, sebagai indikasi mechanism ball detent, agar didapatkan kemudahan dan kenyamanan pengoperasian.
Transmission modulating pressure
Untuk mengetahui besar pressure yang digunakan untuk mengengagedkan clutch dalam transmission, dimana kenaikan pressure diatur secara bertahap oleh modulating valve untuk mengurangi kejutan yang terjadi saat perpindahan speed gear.
Steering wheel play
Untuk mengetahui gerak bebas steering wheel saat engine mati, sebagai indikasi keausan pada steering shaft spline, U-joint dan gear set steering valve, sehingga responsive steering valve terhadap pergerakan steering wheel dapat dipertahankan.
Steering wheel operating force
Untuk mengetahui gaya yang diperlukan untuk memutar steering wheel, sebagai indikasi kemampuan steering valve berfungsi sebagai motor, jika tidak memungkinkan melakukan pengukuran saat engine mati, lakukan dengan engine low idle dan jalankan unit secara perlahan.
Steering turn time
Untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk menggerakkan steering dari Lock To Lock (right end stroke – left end stroke) sebagai indikasi besarnya flow discharge hydraulic pump yang menuju steering cylinder yang diatur oleh steering demand valve berdasarkan pilot pressure dari steering valve.
Clearance between rear & front frame
Untuk mengetahui kerengangan antara front frame dengan rear frame, sebagai indikasi ketepatan adjustment Stop valve, sehingga tidak terjadi benturan antara front frame dengan rear frame saat steering diputar terus menerus kesalah satu sisi.
Steering relief pressure
Untuk mengetahui maksimal pressure dalam steering circuit saat mendapat beban berlebihan atau gerakan steering roda tertahan (dipasang safety lock) sehingga relief pressure tercapai dan dibatasi oleh relief valve dengan membebaskan sebagian flow discharge pump kembali ke tank. Dapat digunakan sebagai indikasi kemampuan steering system, misalnya saat unit beroperasi pada medan berlumpur, steering tetap dapat digerakkan meskipun unit amblas, sehingga mempermudah unit keluar.
Emergency steering relief pressure
Untuk mengetahui maksimal pressure dalam emergency steering circuit saat mendapat beban berlebihan atau gerakan steering roda tertahan (dipasang safety lock) sehingga relief pressure tercapai dan dibatasi oleh relief valve dengan membebaskan sebagian flow discharge emergency pump kembali ke tank. Dapat digunakan sebagai indikasi kemampuan emergency steering system, yang secara otomatis bekerja saat steering pump rusak atau engine mati sedangkan unit masih menggelinding, dengan mengaktifkan diverter valve.
Brake pedal operating force
Untuk mengetahui gaya yang diperlukan untuk menggerakkan brake pedal, saat digerakkan dari posisi Release – Brake, sebagai indikasi mechanism brake valve kondisinya normal, agar didapatkan kemudahan dan kenyamanan pengoperasian.
Accumulator cut in pressure
Untuk mengetahui minimal pressure batas recharging ke accumulator yang diatur oleh accumulator charge valve, sebagai indikasi untuk mempertahankan brake oil pressure yang digunakan untuk mengengagedkan brake clutch dan menimbulkan braking effect.
Accumulator cut out pressure
Untuk mengetahui maksimal pressure batas recharging ke accumulator yang diatur oleh accumulator charge valve, sebagai indikasi untuk menurunkan hydraulic lose, dengan menghentikan proses recharging dan mengembalikan flow discharge pump kembali ke tank, dengan memanfaatkan pressure yang tersimpan dalam accumulator untuk mengengagedkan brake clutch dan menimbulkan braking effect.
Keausan rear brake disc
Untuk mengetahui tingkat keausan brake clutch dengan merelease dan membleeding oli yang berada dalam piston chamber brake clutch, sebagai indikasi kemampuan brake clutch menimbulkan braking effect saat dioperasikan, dengan memperhitungkan braking force atau factor slippage pada bidang kontak brake clutch. karena overstroke brake piston.
Parking brake performance
Untuk mengetahui kemampuan parking brake saat diaktifkan untuk mencegah pergerakan unit yang tidak diinginkan saat unit sedang parker, sebagai indikasi ketepatan adjustment brake disc-pad clearance.
Service brake performance
Untuk mengetahui kemampuan brake saat dioperasikan secara mendadak pada kecepatan travel dengan mengukur jarak efek pengereman dari titik brake pedal diinjak sampai unit berhenti, dapat digunakan sebagai indikasi respon brake system secara menyeluruh (pressure, wear disc clutch) dan kondisi roda.
Hydraulic oil temperature
Untuk mengetahui temperature oli hydraulic selama unit sedang beroperasi normal, sebagai indikasi load kerja dan fungsi system dalam penyerapan tenaga engine yang dirubah menjadi tenaga hydraulis untuk menggerakkan attachment.
Hydraulic main relief pressure
Untuk mengetahui operating pressure selama bucket digerakkan Raise dan saat cylinder Lift blade mencapai end stroke, sebagai indikasi kemampuan hydraulic system menyerap tenaga engine dan merubahnya menjadi tenaga hydraulis saat mendapat beban maksimal.
PPC relief pressure
Untuk mengetahui besar pressure yang digunakan sebagai pilot pressure penggerak spool control valve hydraulic, sehingga attachment digerakkan sesuai yang diinginkan. Pressure PPC harus standby begitu engine dihidupkan karena menggunakan close circuit, sehingga responsive terhadap pergerakan lever control, besarnya PPC pressure dibatasi oleh PPC charge relief valve.
Hydraulic stall
Untuk mengetahui penurunan speed engine saat hydraulic system mencapai setting relief pressure sehingga justru menjadi beban yang tidak diinginkan sebagai indikasi kemampuan hydraulic system menyerap tenaga engine dan merubahnya menjadi tenaga hydraulis saat mendapat beban maksimal
Lift arm speed (Raise)
Untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk menaikkan bucket dari posisi lower sampai lift arm full raise, sebagai indikasi banyaknya flow discharge yang dialirkan menuju sisi bottom lift arm cylinder dan dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan hydraulic pump.
Bucket speed (Tilt)
Untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk menggerakkan bucket dari posisi full dump sampai bucket full tilt, sebagai indikasi banyaknya flow discharge yang dialirkan menuju sisi bottom bucket cylinder dan dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan hydraulic pump.
Dump control levers operating force
Untuk mengetahui gaya yang diperlukan untuk menggerakkan dump control lever, saat digerakkan dari posisi Hold – Tilt – Hold – Dump, sebagai indikasi lubricating linkage, mechanism detent dan inner part PPC valve kondisinya normal, agar didapatkan kemudahan dan kenyamanan pengoperasian.
Lift control levers operating force
Untuk mengetahui gaya yang diperlukan untuk menggerakkan Lift control lever, saat digerakkan dari posisi Hold – Raise – Hold – Lower – Float, sebagai indikasi lubricating linkage, mechanism detent dan inner part PPC valve kondisinya normal, agar didapatkan kemudahan dan kenyamanan pengoperasian.
Dump control levers travel
Untuk mengetahui panjang langkah pergerakan dump control lever, saat digerakkan dari posisi Hold – Tilt – Hold – Dump, sebagai indikasi ketepatan adjustment linkage dan keausan yang terjadi, agar didapatkan kemudahan dan kenyamanan pengoperasian.
Dump control levers travel
Untuk mengetahui panjang langkah pergerakan dump control lever, saat digerakkan dari posisi Hold – Raise – Hold – Lower – Float, sebagai indikasi ketepatan adjustment linkage dan keausan yang terjadi, agar didapatkan kemudahan dan kenyamanan pengoperasian.
Boom kick out
Untuk mengetahui batas ketinggian lift arm saat digerakkan Raise sebagai indikasi ketepatan adjustment proximity switch dan boom kick out solenoid berfungsi normal untuk melepas mechanism detent dan mengembalikan lever lift arm ke posisi Hold, untuk mendapatkan kemudahan pengoperasian.
Bucket positioner
Untuk mengetahui kerataan bucket saat digerakkan tilt setelah loading dan lift arm diturunkan sebagai indikasi ketepatan adjustment proximity switch dan bucket positioner solenoid berfungsi normal untuk melepas mechanism detent dan mengembalikan lever bucket ke posisi Hold, agar kemudahan pengoperasian.
Hydraulic drift of life arm & bucket
Untuk mengetahui kecepatan penurunan bucket atau gerakan retract cylinder saat diposisikan menggantung pada saat engine mati, sebagai indikasi tingkat kebocoran (internal leakage) pada seal piston cylinder atau spool-housing hydraulic control valve.
General
Alternator output voltage
Untuk mengetahui besar voltage alternator saat engine hidup, sehingga dapat memastikan terjadinya proses recharging battery selama unit operasi.
Prosedur.
– Hidupkan engine dan posisikan high idle
– Gunakan AVO meter secara paralel, ukur terminal B alternator : 27-5 – 29.5 V.
Battery relay
Untuk memastikan battery relay dapat menghubungkan salah satu terminal battery dengan electrical system unit, sehingga battery dapat menjadi power source.
Starting Switch
Untuk memastikan starting switch berfungsi untuk memposisikan system unit sesuai putaran starting switch.
– Ukur connectivitas antar terminal sesui posisi / putaran starting switch.
Starting motor
Untuk memastikan starting motor dapat bekerja dengan baik saat digunakan untuk memutar (cranking) engine.
Solenoid valve
Untuk memastikan solenoid valve dapat bekerja saat Arus perintah mengalir, untuk mengalirkan atau menutup aliran pressure oli. (tergantung type : NC atau NO)
– Ukur nilai resistance solenoid saat dingin dan dalam range temperature operasi.
– Pastikan plunger atau push pin tidak jammed. dsb
Sensor
Untuk mengetahui nilai resistance atau kontak kedua terminal (sensor switch).
– Ukur perubahan nilai resistance berdasarkan perubahan pressure atau temperature.
– Ukur connectivitas kedua terminal berdasarkan pressure atau gerakan mechanism. dsb
Connector
Untuk mengetahui connectivitas antara male dan female, sehingga dapat memastikan arus listrik dapat mengalir dan system unit dapat berfungsi normal.
– Lakukan pengecheckan visual check < kondisi connector, wiring, seal dsb
– Gunakan multimeter untuk untuk mengukur connectivitas masing masing wiring saat female and female dipasang.
MACHINE TROUBLE ANALYSIS
Engine doesn’t start
– Terdapat udara yang terjebak didalam fuel system
– Keabnormalan pada supply pump, shut-off valve
– Cranking rpm tidak tercapai
– Fuel tercampur air, dsb
Engine Low Power
– Terjadi kebuntuan pada Air cleaner atau fuel filter
– Injection timing tidak tepat
– Keabnormalan pada supply pump, shut-off valve
– Lingkage thottle atau Current throttle drive kurang maksimal
– Kwalitas fuel jelek : bercampur air, minyak tanah (kerosin) atau kotoran lainnya. dsb
Engine doesn’t Stop
– Shut-off solenoid valve putus
– O-ring injector sisi fuel return bocor, sehingga masuk ke port metering.
Engine Black Smoke
Pada dasarnya disebabkan perbandingan udara masuk lebih sedikit dari fuel yang diinjeksikan, sehingga ada sebagian fuel yang tidak terbakar.
– Air cleaner buntu
– Turbocharger abnormal
– Over fuelling karena keabnormalan pada control fuel system
– Unit beroperasi pada daerah ketinggian, sehingga kerapatan udara luar relatif lebih kecil.
Engine White Smoke
– Ujung Injector pecah, sehingga tidak terjadi injection spray.
– Injection Timing tidak tepat.
Engine Can’t High Idle
– Fuel control dial (potentiometer) abnormal
– Keabnormalan pada ECM
– Misadjustment engine speed sensor. dsb
Engine Knocking
– Timing injection terlalu cepat atau lambat
– Terjadi keausan berlebihan pada main bearing
– Adjustment valve clearance tidak tepat. dsb
Oil Consumption is excessive
– Keausan pada liner atau ring piston terlalu besar (oil up)
– Keausan pada valve guide terlalu besar (oil down)
– Kerusakan turbocharger, keausan pada bushing atau seal, sehingga oli bocor ke sisi blower atau impeller. dsb.
Oil is mixed in coolant
– Terjadi keretakan pada cylinder head atau engine block pada sisi jalur air.
– O-ring liner bocor
– O-ring gasket cylinder head bocor.
– Oil cooler bocor, dsb
Oil level rises
Oil level engine dapat naik disebabkan adanya fuel atau air radiator yang bocor dan masuk ke dalam crank case, hal ini dapat disebabkan oleh :
– Keausan Plunger FIP terlalu besar, sehingga fuel bocor ke dalam case FIP
– Nozzle atau injector pecah, sehingga fuel langsung bocor ke ruang bakar dan turun melalui ring piston masuk ke crank case.
– O-ring return port nozzle atau plunger bocor, dsb
– Jika level bertambah tinggi karena bercampur dengan air maka, penyebabnya sama dengan oil engine bercampur air diatas.
Coolant Temperature rises to high
– Core & Fin radiator buntu
– Air radiator kurang
– Thermostat jammed
– Vaccum valve (cap radiator) tidak berfungsi. dsb
– Impeller water pump slip, atau internal leakage terlalu besar, dsb.
Unit tidak bisa jalan
Pada dasarnya disebabkan putaran engine tidak dapat diteruskan menuju power train, yang dapat disebabkan kerusakan pada Mechanical, Electrical atau Hydraulic system.
Torque converter slip (contoh hydraulic)
Propeller shaft output T/C patah (contoh mekanikal)
Solenoid valve transmission putus (contoh electrical)
Unit low power
Pada dasarnya dapat disebabkan adanya penurunan performance unit secara total, yang dapat disebabkan kerusakan pada Engine System, Hydraulic System, Electrical system atau Power Train system. Antara lain :
Engine low power : keabnormalan pada Fuel, Air system atau electrical control engine
Power train system : keabnormalan pada T/C, T/M slip
Hydraulic system : Internal leakage hyd pump terlalu tinggi
Gear shifting berlangsung lambat
Pada dasarnya disebabkan flow oli yang menuju clutch T/M, mengalami kekurangan jumlah atau kecepatan alir. Yang antara lain disebabkan oleh :
Internal leakage transmission pump terlalu besar
Keabnormalan pada modulating dan quick return valve
Kebocoran pada seal piston clutch T/M. dsb
Tidak bisa pindah speed
Pada dasarnya disebabkan keabnormalan pada system electrical control Transmission.
– Keabnormalan pada Directional lever
– Solenoid valve T/M abnormal
– Disconnect pada wiring harness T/M. dsb
Gear shifting mengejut
Pada dasarnya disebabkan kecepatan alir flow oli menuju clutch terlalu cepat
– Quick return jammed tertutup, sehingga initial pressure terlalu tinggi
– Modulating valve jammed terbuka, sehingga high pressure langsung menuju clutch. dsb
Torque converter over heat
– Unit selalu dioperasikan overload
– Internal leakage Torque converter terlalu besar
– Outlet pressure T/C terlalu tinggi. dsb
Steering wheel tidak berputar
– Bearing steering shaft jammed
– Steering valve jammed misal terganjal material asing
– Gear set steering valve aus berlebihan sehingga tidak bisa berfungsi sebagai motor.
Steering wheel tidak bisa berputar dengan stabil (hentakan besar)
– Keausan berlebihan pada center hinge (pin & bushing)
– Keausan berlebihan pada pin & bushing steering cylinder
– keausan tidak merata (abnormal) pada inner component steering valve. dsb
Unit cederung berbelok kesatu arah pada saat travelling
– Internal leakage pada salah satu port outlet steering valve
– Steering spool jammed pada salah satu posisi steering. dsb
Steering wheel bergetar
– Keabnormalan pada PPC charge valve, sehingga pressure yang menuju steering valve tidak beraturan.
– Bearing steering shaft pecah sehingga putaran steering wheel tidak center. dsb
Radius putar untuk belok kanan dan kiri berbeda
– Adjustment stop valve kedua sisi tidak sama
Steering wheel kadang – kadang susah diputar
– Keausan tidak merata (abnormal) pada inner component steering valve. dsb
– Bearing steering shaft jammed. dsb
Brake oil pressure tidak mau naik
– Internal leakage berlebihan PPC / brake pump
– Misadjutment cut-out pressure accumulator charge valve (terlalu rendah)
– Keabnormalan pada Accumulator charge valve. dsb
Brake oil pressure over
– Adjustment cut-out pressure accumulator charge valve terlalu tinggi
– R2 accumulator charge valve jammed tertutup.
– H1 accumulator charge valve jammed tertutup. dsb
Brake tidak berfungsi dengan baik
– Internal leakage berlebihan pada brake valve
– Internal leakage berlebihan pada seal piston brake clutch
– Keausan berlebihan pada brake clutch. dsb
Service brake tidak bisa release atau jammed
– Spool brake valve jammed terbuka
– Brake clutch disc-plate lengket menjadi satu karena overheat. dsb
Parking brake tidak bisa relase atau jammed
– Over adjustment parking brake pads.
– Seal parking spring chamber bocor. dsb
Over Stroke Indicator menyala
– Bleeding kurang komplet, sehingga masih terdapat angina dalam brake system
– Kebocoran pada seal piston brake clutch
– Automatic adjuster slack adjuster berfungsi karena terjadi keausan pada brake clutch. dsb
Lift arm tidak mau naik
– Internal leakage berlebihan pada seal piston lift cylinder
– Internal leakage berlebihan pada control valve lift
– Unloader valve jammed terbuka.
– Internal leakage pada main pump terlalu besar. dsb
Lift arm bergerak pelan dan tidak mempunyai tenaga untuk mengangkat
– Setting relief valve terlalu rendah
– Internal leakage pada spool C/V atau seal piston lift cylinder
– O-ring relief valve bocor atau spring relief patah. dsb
Lift arm bergerak lambat setelah mencapai ketinggian tertentu
– Keausan abnormal pada cylinder housing (cylindricity terlalu besar)
– Pin dan bushing lift arm jammed tidak merata.
Lift arm hydraulic driftnya besar
– Internal leakage berlebihan pada seal piston lift cylinder
– Internal leakage berlebihan pada control valve lift
Bucket link abnormal noise
– Lubricating system (grease) pada pin & bushing bucket link kurang. Dsb
Bucket tidak bisa tilt back
– Internal leakage pada spool tilt PPC valve bucket
– Spool Tilt C/V jammed .dsb
Hydraulic drift bucket besar
– Internal leakage berlebihan pada seal piston cylinder bucket
– Internal leakage berlebihan pada bucket spool control valve
Engine tidak bisa start
– Kerusakan pada Starting motor
– Voltage battery drop
– Engine jammed. dsb
Engine tidak bisa mati
– Shut-off solenoid valve jammed terbuka
– O-ring injector sisi return bocor
Engine mati tiba – tiba pada saat traveling
– Keabnormalan pada electrical engine control system
– Strainer fuel tank buntu, sehingga fuel tidak dapat mengalir ke system
– Solenoid valve shut-off valve putus. dsb
Parking brake relase dengan sendirinya pada saat starting switch diputar keposisi “ON”
– Keabnormalan pada electrical system parking brake. Netralizer relay (lihat circuit diagram)
Pada saat parking brake applied, transmissi tidak dapat dinetralkan
– Keabnormalan pada electrical system parking brake (lihat circuit diagram)
Kick down switch tidak berfungsi
– Kerusakan pada kick down switch , kontaktornya kotor
– Kick-down relay putus. Dsb (lihat circuit diagram)
Buzzer berbunyi terus (central di cabin)
– Terjadi keabnormalan pada salah satu system monitor, sensor atau switch
Buldozer
Unit tidak bisa belok
– Misadjustment steering linkage
– Strainer & filter oli steering buntu.
– Steering pump internal leakagenya besar. dsb
Brake tidak berfungsi
– Lining brake aus berlebihan
– Misadjustment brake linkage
– brake piston spool jammed
Steering clutch tidak bisa disengaged
– Kebocoran berlebihan pada seal piston steering.
– Misadjustment steering linkage
Gear shifting susah masuk
– Adjustment linkage T/M tidak tepat
– Spool directional atau speed jammed. dsb
Jumlah oli di steering case bertambah
– Seal hydraulic pump bocor dan oli hydraulic masuk ke case T/C kemudian menuju steering case.
Gear shifting terlalu lama
Pada dasarnya disebabkan flow oli yang menuju clutch T/M, mengalami kekurangan jumlah atau kecepatan alir. Yang antara lain disebabkan oleh :
Internal leakage transmission pump terlalu besar
Keabnormalan pada modulating dan quick return valve
Kebocoran pada seal piston clutch T/M. dsb
Unit hanya bisa berjalan satu arah saja ( Maju atau mundur )
– Directional spool jammed satu arah
– Internal leakage berlebihan pada seal piston clutch Forward atau Reverse
– Disc-plate clutch Forward atau Reverse aus berlebihan.dsb
Unit tidak bisa bergerak (speed 2 & 3, engine hidup)
– Internal leakage berlebihan pada seal piston clutch 2 & 3
– Disc-plate clutch 2 & 3 aus berlebihan.dsb
Unit tidak bisa bergerak di semua tingkat kecepatan
– Internal leakage berlebihan pada transmission pump
– Modulating valve jammed tertutup
– Quick return valve jammed terbuka. dsb
Torque converter overheat (power train overheat)
– Unit selalu dioperasikan overload
– Internal leakage Torque converter terlalu besar
– Outlet pressure T/C terlalu tinggi. dsb
Abnormal noise dari sekitar hydraulic pump
– Keausan abnormal pada inner component pump
– Terdapat angin terjebak dalam pump. dsb
Blade raise speed lambat dan tidak ada tenaga
– Setting relief valve terlalu rendah
– Internal leakage pada spool C/V atau seal piston lift cylinder
– Internal leakage berlebihan pada pump. dsb
Ripper lift speed lambat
– Setting relief valve terlalu rendah
– Internal leakage pada spool C/V atau seal piston ripper lift cylinder
– Internal leakage berlebihan pada pump. dsb
Hydraulic drift blade besar
– Internal leakage berlebihan pada seal piston cylinder lift balde
– Internal leakage berlebihan pada lift blade spool control valve
Hydraulic drift ripper besar
– Internal leakage berlebihan pada seal piston cylinder ripper
– Internal leakage berlebihan pada ripper spool control valve
๐๐๐
SHOP MANUAL LENGKAP
Stall Speed
Pada dasarnya untuk mengetahui kemampuan torque converter dalam menyalurkan tenaga engine ke power train. Sebelum melakukan T/C stall, harus melakukan mengecheckan Fuel and Air System engine, yakinkan kondisinya normal.
Jika pada akhirnya digunakan sebagai salah satu cara untuk mengetahui performance engine saat terpasang diunit dengan pertimbangan bahwa Performance Torque Converter relative lebih stabil dibandingkan dengan engine dengan membandingkan frekwensi kerusakan antara kedua komponen tersebut. Misal saat unit beroperasi pada medan yang berdebu, maka sejalan dengan kebuntuan Air Cleaner, engine akan mengalami penurunan performance.
Transmission pilot pressure
Untuk mengetahui besar pilot pressure penggerak clutch spool transmission sehingga dapat mengarahkan flow discharge pump menuju clutch, besar pilot pressure cenderung konstan, tidak dipengaruhi oleh rpm engine dan diatur oleh pilot reducing valve.
Transmission lubricating pressure
Untuk memastikan besarnya oli yang digunakan untuk pelumasan inner component transmission, sehingga tidak terjadi keausan abnormal, besarnya pressure lubricating dibatasi oleh lubricating valve.
Transmission main relief pressure
Untuk mengetahui maksimal pressure dalam system control transmission, sehingga system dapat berfungsi normal. Besar pressure diatur oleh main relief valve, dimana saat relief pressure tercapai, akan membebaskan flow discharge menuju torque converter (sisi inlet). Dengan kata lain torque converter tidak akan bekerja (torque off), saat flow discharge pump dialirkan dan digunakan untuk mengengagedkan clutch pack transmission.
Reducing pressure
Untuk mengetahui besar pressure oli yang digunakan untuk mengengagedkan rotary clutch (speed 2nd), besarnya pressure akan konstan tidak dipengaruhi oleh flow discharge pump (perubahan rpm engine) dan dibatasi oleh reducing valve.
Inlet pressure T/C
Untuk mengetahui besar pressure oli yang akan masuk kedalam torque converter dan besarnya dibatasi oleh T/C relief valve. Pressure oli tersebut berasal dari main relief valve setelah bekerja untuk membatasi maksimal pressure dalam circuit hydraulic power train. Jika inlet pressure dalam range standart, diharapkan performance T/C juga dalam kondisi standart.
Outlet pressure T/C
Untuk mengetahui besar pressure oli yang ada didalam torque converter dan besarnya dibatasi oleh regulator valve, outlet pressure relative lebih rendah daripada relief pressure. Dapat digunakan sebagai indikasi tingkat internal leakage yang terjadi dalam torque converter dan jika outlet pressure dalam range standart, diharapkan performance T/C juga dalam kondisi standart.
Transmission gear shift lever travel
Directional lever
Untuk mengetahui panjang langkah pergerakan directional lever, saat digerakkan dari posisi N – F – N – R, sebagai indikasi ketepatan ball detent linkage, agar didapatkan kemudahan dan kenyamanan pengoperasian.
Speed lever
Untuk mengetahui panjang langkah pergerakan directional lever, saat digerakkan dari posisi 1 – 2 – 3 – 4, sebagai indikasi ketepatan ball detent linkage, agar didapatkan kemudahan dan kenyamanan pengoperasian.
Transmision gear shift lever operating force
Untuk mengetahui gaya yang diperlukan untuk menggerakkan directional lever, saat digerakkan dari posisi 1 – 2 – 3 – 4, sebagai indikasi mechanism ball detent, agar didapatkan kemudahan dan kenyamanan pengoperasian.
Transmission modulating pressure
Untuk mengetahui besar pressure yang digunakan untuk mengengagedkan clutch dalam transmission, dimana kenaikan pressure diatur secara bertahap oleh modulating valve untuk mengurangi kejutan yang terjadi saat perpindahan speed gear.
Steering wheel play
Untuk mengetahui gerak bebas steering wheel saat engine mati, sebagai indikasi keausan pada steering shaft spline, U-joint dan gear set steering valve, sehingga responsive steering valve terhadap pergerakan steering wheel dapat dipertahankan.
Steering wheel operating force
Untuk mengetahui gaya yang diperlukan untuk memutar steering wheel, sebagai indikasi kemampuan steering valve berfungsi sebagai motor, jika tidak memungkinkan melakukan pengukuran saat engine mati, lakukan dengan engine low idle dan jalankan unit secara perlahan.
Steering turn time
Untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk menggerakkan steering dari Lock To Lock (right end stroke – left end stroke) sebagai indikasi besarnya flow discharge hydraulic pump yang menuju steering cylinder yang diatur oleh steering demand valve berdasarkan pilot pressure dari steering valve.
Clearance between rear & front frame
Untuk mengetahui kerengangan antara front frame dengan rear frame, sebagai indikasi ketepatan adjustment Stop valve, sehingga tidak terjadi benturan antara front frame dengan rear frame saat steering diputar terus menerus kesalah satu sisi.
Steering relief pressure
Untuk mengetahui maksimal pressure dalam steering circuit saat mendapat beban berlebihan atau gerakan steering roda tertahan (dipasang safety lock) sehingga relief pressure tercapai dan dibatasi oleh relief valve dengan membebaskan sebagian flow discharge pump kembali ke tank. Dapat digunakan sebagai indikasi kemampuan steering system, misalnya saat unit beroperasi pada medan berlumpur, steering tetap dapat digerakkan meskipun unit amblas, sehingga mempermudah unit keluar.
Emergency steering relief pressure
Untuk mengetahui maksimal pressure dalam emergency steering circuit saat mendapat beban berlebihan atau gerakan steering roda tertahan (dipasang safety lock) sehingga relief pressure tercapai dan dibatasi oleh relief valve dengan membebaskan sebagian flow discharge emergency pump kembali ke tank. Dapat digunakan sebagai indikasi kemampuan emergency steering system, yang secara otomatis bekerja saat steering pump rusak atau engine mati sedangkan unit masih menggelinding, dengan mengaktifkan diverter valve.
Brake pedal operating force
Untuk mengetahui gaya yang diperlukan untuk menggerakkan brake pedal, saat digerakkan dari posisi Release – Brake, sebagai indikasi mechanism brake valve kondisinya normal, agar didapatkan kemudahan dan kenyamanan pengoperasian.
Accumulator cut in pressure
Untuk mengetahui minimal pressure batas recharging ke accumulator yang diatur oleh accumulator charge valve, sebagai indikasi untuk mempertahankan brake oil pressure yang digunakan untuk mengengagedkan brake clutch dan menimbulkan braking effect.
Accumulator cut out pressure
Untuk mengetahui maksimal pressure batas recharging ke accumulator yang diatur oleh accumulator charge valve, sebagai indikasi untuk menurunkan hydraulic lose, dengan menghentikan proses recharging dan mengembalikan flow discharge pump kembali ke tank, dengan memanfaatkan pressure yang tersimpan dalam accumulator untuk mengengagedkan brake clutch dan menimbulkan braking effect.
Keausan rear brake disc
Untuk mengetahui tingkat keausan brake clutch dengan merelease dan membleeding oli yang berada dalam piston chamber brake clutch, sebagai indikasi kemampuan brake clutch menimbulkan braking effect saat dioperasikan, dengan memperhitungkan braking force atau factor slippage pada bidang kontak brake clutch. karena overstroke brake piston.
Parking brake performance
Untuk mengetahui kemampuan parking brake saat diaktifkan untuk mencegah pergerakan unit yang tidak diinginkan saat unit sedang parker, sebagai indikasi ketepatan adjustment brake disc-pad clearance.
Service brake performance
Untuk mengetahui kemampuan brake saat dioperasikan secara mendadak pada kecepatan travel dengan mengukur jarak efek pengereman dari titik brake pedal diinjak sampai unit berhenti, dapat digunakan sebagai indikasi respon brake system secara menyeluruh (pressure, wear disc clutch) dan kondisi roda.
Hydraulic oil temperature
Untuk mengetahui temperature oli hydraulic selama unit sedang beroperasi normal, sebagai indikasi load kerja dan fungsi system dalam penyerapan tenaga engine yang dirubah menjadi tenaga hydraulis untuk menggerakkan attachment.
Hydraulic main relief pressure
Untuk mengetahui operating pressure selama bucket digerakkan Raise dan saat cylinder Lift blade mencapai end stroke, sebagai indikasi kemampuan hydraulic system menyerap tenaga engine dan merubahnya menjadi tenaga hydraulis saat mendapat beban maksimal.
PPC relief pressure
Untuk mengetahui besar pressure yang digunakan sebagai pilot pressure penggerak spool control valve hydraulic, sehingga attachment digerakkan sesuai yang diinginkan. Pressure PPC harus standby begitu engine dihidupkan karena menggunakan close circuit, sehingga responsive terhadap pergerakan lever control, besarnya PPC pressure dibatasi oleh PPC charge relief valve.
Hydraulic stall
Untuk mengetahui penurunan speed engine saat hydraulic system mencapai setting relief pressure sehingga justru menjadi beban yang tidak diinginkan sebagai indikasi kemampuan hydraulic system menyerap tenaga engine dan merubahnya menjadi tenaga hydraulis saat mendapat beban maksimal
Lift arm speed (Raise)
Untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk menaikkan bucket dari posisi lower sampai lift arm full raise, sebagai indikasi banyaknya flow discharge yang dialirkan menuju sisi bottom lift arm cylinder dan dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan hydraulic pump.
Bucket speed (Tilt)
Untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk menggerakkan bucket dari posisi full dump sampai bucket full tilt, sebagai indikasi banyaknya flow discharge yang dialirkan menuju sisi bottom bucket cylinder dan dapat digunakan untuk mengetahui kemampuan hydraulic pump.
Dump control levers operating force
Untuk mengetahui gaya yang diperlukan untuk menggerakkan dump control lever, saat digerakkan dari posisi Hold – Tilt – Hold – Dump, sebagai indikasi lubricating linkage, mechanism detent dan inner part PPC valve kondisinya normal, agar didapatkan kemudahan dan kenyamanan pengoperasian.
Lift control levers operating force
Untuk mengetahui gaya yang diperlukan untuk menggerakkan Lift control lever, saat digerakkan dari posisi Hold – Raise – Hold – Lower – Float, sebagai indikasi lubricating linkage, mechanism detent dan inner part PPC valve kondisinya normal, agar didapatkan kemudahan dan kenyamanan pengoperasian.
Dump control levers travel
Untuk mengetahui panjang langkah pergerakan dump control lever, saat digerakkan dari posisi Hold – Tilt – Hold – Dump, sebagai indikasi ketepatan adjustment linkage dan keausan yang terjadi, agar didapatkan kemudahan dan kenyamanan pengoperasian.
Dump control levers travel
Untuk mengetahui panjang langkah pergerakan dump control lever, saat digerakkan dari posisi Hold – Raise – Hold – Lower – Float, sebagai indikasi ketepatan adjustment linkage dan keausan yang terjadi, agar didapatkan kemudahan dan kenyamanan pengoperasian.
Boom kick out
Untuk mengetahui batas ketinggian lift arm saat digerakkan Raise sebagai indikasi ketepatan adjustment proximity switch dan boom kick out solenoid berfungsi normal untuk melepas mechanism detent dan mengembalikan lever lift arm ke posisi Hold, untuk mendapatkan kemudahan pengoperasian.
Bucket positioner
Untuk mengetahui kerataan bucket saat digerakkan tilt setelah loading dan lift arm diturunkan sebagai indikasi ketepatan adjustment proximity switch dan bucket positioner solenoid berfungsi normal untuk melepas mechanism detent dan mengembalikan lever bucket ke posisi Hold, agar kemudahan pengoperasian.
Hydraulic drift of life arm & bucket
Untuk mengetahui kecepatan penurunan bucket atau gerakan retract cylinder saat diposisikan menggantung pada saat engine mati, sebagai indikasi tingkat kebocoran (internal leakage) pada seal piston cylinder atau spool-housing hydraulic control valve.
General
Alternator output voltage
Untuk mengetahui besar voltage alternator saat engine hidup, sehingga dapat memastikan terjadinya proses recharging battery selama unit operasi.
Prosedur.
– Hidupkan engine dan posisikan high idle
– Gunakan AVO meter secara paralel, ukur terminal B alternator : 27-5 – 29.5 V.
Battery relay
Untuk memastikan battery relay dapat menghubungkan salah satu terminal battery dengan electrical system unit, sehingga battery dapat menjadi power source.
Starting Switch
Untuk memastikan starting switch berfungsi untuk memposisikan system unit sesuai putaran starting switch.
– Ukur connectivitas antar terminal sesui posisi / putaran starting switch.
Starting motor
Untuk memastikan starting motor dapat bekerja dengan baik saat digunakan untuk memutar (cranking) engine.
Solenoid valve
Untuk memastikan solenoid valve dapat bekerja saat Arus perintah mengalir, untuk mengalirkan atau menutup aliran pressure oli. (tergantung type : NC atau NO)
– Ukur nilai resistance solenoid saat dingin dan dalam range temperature operasi.
– Pastikan plunger atau push pin tidak jammed. dsb
Sensor
Untuk mengetahui nilai resistance atau kontak kedua terminal (sensor switch).
– Ukur perubahan nilai resistance berdasarkan perubahan pressure atau temperature.
– Ukur connectivitas kedua terminal berdasarkan pressure atau gerakan mechanism. dsb
Connector
Untuk mengetahui connectivitas antara male dan female, sehingga dapat memastikan arus listrik dapat mengalir dan system unit dapat berfungsi normal.
– Lakukan pengecheckan visual check < kondisi connector, wiring, seal dsb
– Gunakan multimeter untuk untuk mengukur connectivitas masing masing wiring saat female and female dipasang.
MACHINE TROUBLE ANALYSIS
Engine doesn’t start
– Terdapat udara yang terjebak didalam fuel system
– Keabnormalan pada supply pump, shut-off valve
– Cranking rpm tidak tercapai
– Fuel tercampur air, dsb
Engine Low Power
– Terjadi kebuntuan pada Air cleaner atau fuel filter
– Injection timing tidak tepat
– Keabnormalan pada supply pump, shut-off valve
– Lingkage thottle atau Current throttle drive kurang maksimal
– Kwalitas fuel jelek : bercampur air, minyak tanah (kerosin) atau kotoran lainnya. dsb
Engine doesn’t Stop
– Shut-off solenoid valve putus
– O-ring injector sisi fuel return bocor, sehingga masuk ke port metering.
Engine Black Smoke
Pada dasarnya disebabkan perbandingan udara masuk lebih sedikit dari fuel yang diinjeksikan, sehingga ada sebagian fuel yang tidak terbakar.
– Air cleaner buntu
– Turbocharger abnormal
– Over fuelling karena keabnormalan pada control fuel system
– Unit beroperasi pada daerah ketinggian, sehingga kerapatan udara luar relatif lebih kecil.
Engine White Smoke
– Ujung Injector pecah, sehingga tidak terjadi injection spray.
– Injection Timing tidak tepat.
Engine Can’t High Idle
– Fuel control dial (potentiometer) abnormal
– Keabnormalan pada ECM
– Misadjustment engine speed sensor. dsb
Engine Knocking
– Timing injection terlalu cepat atau lambat
– Terjadi keausan berlebihan pada main bearing
– Adjustment valve clearance tidak tepat. dsb
Oil Consumption is excessive
– Keausan pada liner atau ring piston terlalu besar (oil up)
– Keausan pada valve guide terlalu besar (oil down)
– Kerusakan turbocharger, keausan pada bushing atau seal, sehingga oli bocor ke sisi blower atau impeller. dsb.
Oil is mixed in coolant
– Terjadi keretakan pada cylinder head atau engine block pada sisi jalur air.
– O-ring liner bocor
– O-ring gasket cylinder head bocor.
– Oil cooler bocor, dsb
Oil level rises
Oil level engine dapat naik disebabkan adanya fuel atau air radiator yang bocor dan masuk ke dalam crank case, hal ini dapat disebabkan oleh :
– Keausan Plunger FIP terlalu besar, sehingga fuel bocor ke dalam case FIP
– Nozzle atau injector pecah, sehingga fuel langsung bocor ke ruang bakar dan turun melalui ring piston masuk ke crank case.
– O-ring return port nozzle atau plunger bocor, dsb
– Jika level bertambah tinggi karena bercampur dengan air maka, penyebabnya sama dengan oil engine bercampur air diatas.
Coolant Temperature rises to high
– Core & Fin radiator buntu
– Air radiator kurang
– Thermostat jammed
– Vaccum valve (cap radiator) tidak berfungsi. dsb
– Impeller water pump slip, atau internal leakage terlalu besar, dsb.
Unit tidak bisa jalan
Pada dasarnya disebabkan putaran engine tidak dapat diteruskan menuju power train, yang dapat disebabkan kerusakan pada Mechanical, Electrical atau Hydraulic system.
Torque converter slip (contoh hydraulic)
Propeller shaft output T/C patah (contoh mekanikal)
Solenoid valve transmission putus (contoh electrical)
Unit low power
Pada dasarnya dapat disebabkan adanya penurunan performance unit secara total, yang dapat disebabkan kerusakan pada Engine System, Hydraulic System, Electrical system atau Power Train system. Antara lain :
Engine low power : keabnormalan pada Fuel, Air system atau electrical control engine
Power train system : keabnormalan pada T/C, T/M slip
Hydraulic system : Internal leakage hyd pump terlalu tinggi
Gear shifting berlangsung lambat
Pada dasarnya disebabkan flow oli yang menuju clutch T/M, mengalami kekurangan jumlah atau kecepatan alir. Yang antara lain disebabkan oleh :
Internal leakage transmission pump terlalu besar
Keabnormalan pada modulating dan quick return valve
Kebocoran pada seal piston clutch T/M. dsb
Tidak bisa pindah speed
Pada dasarnya disebabkan keabnormalan pada system electrical control Transmission.
– Keabnormalan pada Directional lever
– Solenoid valve T/M abnormal
– Disconnect pada wiring harness T/M. dsb
Gear shifting mengejut
Pada dasarnya disebabkan kecepatan alir flow oli menuju clutch terlalu cepat
– Quick return jammed tertutup, sehingga initial pressure terlalu tinggi
– Modulating valve jammed terbuka, sehingga high pressure langsung menuju clutch. dsb
Torque converter over heat
– Unit selalu dioperasikan overload
– Internal leakage Torque converter terlalu besar
– Outlet pressure T/C terlalu tinggi. dsb
Steering wheel tidak berputar
– Bearing steering shaft jammed
– Steering valve jammed misal terganjal material asing
– Gear set steering valve aus berlebihan sehingga tidak bisa berfungsi sebagai motor.
Steering wheel tidak bisa berputar dengan stabil (hentakan besar)
– Keausan berlebihan pada center hinge (pin & bushing)
– Keausan berlebihan pada pin & bushing steering cylinder
– keausan tidak merata (abnormal) pada inner component steering valve. dsb
Unit cederung berbelok kesatu arah pada saat travelling
– Internal leakage pada salah satu port outlet steering valve
– Steering spool jammed pada salah satu posisi steering. dsb
Steering wheel bergetar
– Keabnormalan pada PPC charge valve, sehingga pressure yang menuju steering valve tidak beraturan.
– Bearing steering shaft pecah sehingga putaran steering wheel tidak center. dsb
Radius putar untuk belok kanan dan kiri berbeda
– Adjustment stop valve kedua sisi tidak sama
Steering wheel kadang – kadang susah diputar
– Keausan tidak merata (abnormal) pada inner component steering valve. dsb
– Bearing steering shaft jammed. dsb
Brake oil pressure tidak mau naik
– Internal leakage berlebihan PPC / brake pump
– Misadjutment cut-out pressure accumulator charge valve (terlalu rendah)
– Keabnormalan pada Accumulator charge valve. dsb
Brake oil pressure over
– Adjustment cut-out pressure accumulator charge valve terlalu tinggi
– R2 accumulator charge valve jammed tertutup.
– H1 accumulator charge valve jammed tertutup. dsb
Brake tidak berfungsi dengan baik
– Internal leakage berlebihan pada brake valve
– Internal leakage berlebihan pada seal piston brake clutch
– Keausan berlebihan pada brake clutch. dsb
Service brake tidak bisa release atau jammed
– Spool brake valve jammed terbuka
– Brake clutch disc-plate lengket menjadi satu karena overheat. dsb
Parking brake tidak bisa relase atau jammed
– Over adjustment parking brake pads.
– Seal parking spring chamber bocor. dsb
Over Stroke Indicator menyala
– Bleeding kurang komplet, sehingga masih terdapat angina dalam brake system
– Kebocoran pada seal piston brake clutch
– Automatic adjuster slack adjuster berfungsi karena terjadi keausan pada brake clutch. dsb
Lift arm tidak mau naik
– Internal leakage berlebihan pada seal piston lift cylinder
– Internal leakage berlebihan pada control valve lift
– Unloader valve jammed terbuka.
– Internal leakage pada main pump terlalu besar. dsb
Lift arm bergerak pelan dan tidak mempunyai tenaga untuk mengangkat
– Setting relief valve terlalu rendah
– Internal leakage pada spool C/V atau seal piston lift cylinder
– O-ring relief valve bocor atau spring relief patah. dsb
Lift arm bergerak lambat setelah mencapai ketinggian tertentu
– Keausan abnormal pada cylinder housing (cylindricity terlalu besar)
– Pin dan bushing lift arm jammed tidak merata.
Lift arm hydraulic driftnya besar
– Internal leakage berlebihan pada seal piston lift cylinder
– Internal leakage berlebihan pada control valve lift
Bucket link abnormal noise
– Lubricating system (grease) pada pin & bushing bucket link kurang. Dsb
Bucket tidak bisa tilt back
– Internal leakage pada spool tilt PPC valve bucket
– Spool Tilt C/V jammed .dsb
Hydraulic drift bucket besar
– Internal leakage berlebihan pada seal piston cylinder bucket
– Internal leakage berlebihan pada bucket spool control valve
Engine tidak bisa start
– Kerusakan pada Starting motor
– Voltage battery drop
– Engine jammed. dsb
Engine tidak bisa mati
– Shut-off solenoid valve jammed terbuka
– O-ring injector sisi return bocor
Engine mati tiba – tiba pada saat traveling
– Keabnormalan pada electrical engine control system
– Strainer fuel tank buntu, sehingga fuel tidak dapat mengalir ke system
– Solenoid valve shut-off valve putus. dsb
Parking brake relase dengan sendirinya pada saat starting switch diputar keposisi “ON”
– Keabnormalan pada electrical system parking brake. Netralizer relay (lihat circuit diagram)
Pada saat parking brake applied, transmissi tidak dapat dinetralkan
– Keabnormalan pada electrical system parking brake (lihat circuit diagram)
Kick down switch tidak berfungsi
– Kerusakan pada kick down switch , kontaktornya kotor
– Kick-down relay putus. Dsb (lihat circuit diagram)
Buzzer berbunyi terus (central di cabin)
– Terjadi keabnormalan pada salah satu system monitor, sensor atau switch
Buldozer
Unit tidak bisa belok
– Misadjustment steering linkage
– Strainer & filter oli steering buntu.
– Steering pump internal leakagenya besar. dsb
Brake tidak berfungsi
– Lining brake aus berlebihan
– Misadjustment brake linkage
– brake piston spool jammed
Steering clutch tidak bisa disengaged
– Kebocoran berlebihan pada seal piston steering.
– Misadjustment steering linkage
Gear shifting susah masuk
– Adjustment linkage T/M tidak tepat
– Spool directional atau speed jammed. dsb
Jumlah oli di steering case bertambah
– Seal hydraulic pump bocor dan oli hydraulic masuk ke case T/C kemudian menuju steering case.
Gear shifting terlalu lama
Pada dasarnya disebabkan flow oli yang menuju clutch T/M, mengalami kekurangan jumlah atau kecepatan alir. Yang antara lain disebabkan oleh :
Internal leakage transmission pump terlalu besar
Keabnormalan pada modulating dan quick return valve
Kebocoran pada seal piston clutch T/M. dsb
Unit hanya bisa berjalan satu arah saja ( Maju atau mundur )
– Directional spool jammed satu arah
– Internal leakage berlebihan pada seal piston clutch Forward atau Reverse
– Disc-plate clutch Forward atau Reverse aus berlebihan.dsb
Unit tidak bisa bergerak (speed 2 & 3, engine hidup)
– Internal leakage berlebihan pada seal piston clutch 2 & 3
– Disc-plate clutch 2 & 3 aus berlebihan.dsb
Unit tidak bisa bergerak di semua tingkat kecepatan
– Internal leakage berlebihan pada transmission pump
– Modulating valve jammed tertutup
– Quick return valve jammed terbuka. dsb
Torque converter overheat (power train overheat)
– Unit selalu dioperasikan overload
– Internal leakage Torque converter terlalu besar
– Outlet pressure T/C terlalu tinggi. dsb
Abnormal noise dari sekitar hydraulic pump
– Keausan abnormal pada inner component pump
– Terdapat angin terjebak dalam pump. dsb
Blade raise speed lambat dan tidak ada tenaga
– Setting relief valve terlalu rendah
– Internal leakage pada spool C/V atau seal piston lift cylinder
– Internal leakage berlebihan pada pump. dsb
Ripper lift speed lambat
– Setting relief valve terlalu rendah
– Internal leakage pada spool C/V atau seal piston ripper lift cylinder
– Internal leakage berlebihan pada pump. dsb
Hydraulic drift blade besar
– Internal leakage berlebihan pada seal piston cylinder lift balde
– Internal leakage berlebihan pada lift blade spool control valve
Hydraulic drift ripper besar
– Internal leakage berlebihan pada seal piston cylinder ripper
– Internal leakage berlebihan pada ripper spool control valve
๐๐๐
SHOP MANUAL LENGKAP