Tuesday, March 24, 2015

MENGENAL KOMPONEN ALAT BERAT

ENGINE

1.Engine Ass’y
Suatu komponen yang mempunyai beberapa system : Cooling system, Fuel system, Air system, dan Lubricating system, antara masing masing sistem saling mendukung. Fuel akan diinjeksikan keruang bakar setelah udara dikompresikan agar terjadi proses pembakaran, yang menghasilkan tenaga thermis, selanjutnya dengan mekanisme crankshaft akan dirubah menjadi tenaga mekanis. Untuk mempertahankan agar temperature engine selalu dalam range kerja, maka air pendingin akan disirkulasikan melalui cooling system, sedangkan lubricating system akan melumasi semua bagian komponen yang bergerak, sehingga tidak terjadi keausan.


2.Radiator & Sub Tank
Type yang digunakan adalah Core type. Dengan mempunyai luas bidang pendinginan yang besar pada core dan fin, maka panas air yang mengalir melalui dalam core akan serap oleh permukaan fin dan didinginkan dengan hembusan atau hisapan angina yang dihasilkan oleh fan. Radiator mempunyai Upper tank sebagai penampung air dari system, sedangkan Lower tank menampung air yang sudah didinginkan untuk dialirkan ke cooling system.
Sub tank berupa tank kecil (reservoir) tempat menampung air dan dihubungkan dengan hose outlet pressure-vaccum valve, sehingga selain berfungsi untuk mengetahui level air (saat penambahan) juga akan mengalirkan air menuju radiator saat vaccum valve terbuka, sedangkan saat preesure valve bekerja, air akan dialirkan dari radiator menuju sub tank.

3.Rubber Mounting & Bolt
Rubber yang dipasang dan diikat dengan bolt sebagai dudukan engine pada chasis / frame, yang berfungsi untuk meredam getaran yang terjadi pada engine atau chasis, sehingga tidak saling mempengaruhi.

4.Fan & Pulley
Fan dan pulley dipasang menjadi satu pada bagian depan engine, Fan mempunyai beberapa (6) buah blade sedangkan pulley dihubungkan dengan Fan belt terhadap pulley damper (crankshaft). Sehingga saat engine hidup, fan akan berputar untuk menghisap atau menghembuskan udara yang digunakan untuk mendinginkan air radiator.

5.Air cleaner
Suatu komponen yang dipasang pada sisi inlet Air system, dan terdiri dari Outer dan Inner element, biasanya pada Air cleaner dipasang menjadi satu dengan Pre Cleaner. Air cleaner berfungsi untuk menyaring kotoran (debu), sehingga udara yang masuk keruang bakar menjadi bersih, sedangkan untuk membuang debu (kotoran) yang menumpuk dalam Air cleaner housing digunakan Evacuator valve atau Ejector Pipe.

6.Fan guard
Dipasang pada radiator, sebagai pengaman fan dari benda asing dan juga untuk memfokuskan aliran hembusan atau hisapan fan.

7.Drain Valve
Valve yang terletak dibagian bawah engine oil pan yang berfungsi untuk membuang atau mendrain oli dari dalam oil pan, biasanya terdiri dari dua buah bolt plug.

8.Sheet, wind break, spons (Busa Penyekat)
Busa yang dipasang pada sekeliling radiator dan berfungsi memfokuskan aliran hembusan atau hisapan udara yang dihasilkan oleh fan, sehingga efesiensi pendinginan radiator dapat lebih maksimal.

9.Branch (pulsation damper hose)
Hose parallel output pump yang diblok, dengan tujuan untuk meratakan dan meredam getaran yang timbul akibat bervariasinya flow discharge main pump. (sebagai pulsation damper)

10.Engine Stop Motor
Motor electric type step motor yang digunakan untuk menggerakkan linkage shut-off valve FIP, sesuai arus perintah (command current ) dari starting switch atau Engine controller, sehingga engine dapat dihidupkan atau dimatikan sesuai posisi starting switch.

11.After cooler (Water to Air)
Berbentuk multilayer type dimana air radiator dialirkan didalamnya, after cooler dipasang dalam intake manifold, sehingga udara dari turbocharger yang akan menuju keruang bakar akan didinginkan oleh air radiator, sehingga tingkat kerapatan molekul udara lebih padat.

12. Inter cooler (Air To Air)
Berbentuk core type dan di dalam core dialirkan udara dari turbocharger yang akan menuju ruang bakar, sehingga panas udara yang mengalir dalam core akan diserap oleh fin dan didinginkan dengan media udara yang dihembuskan atau dihisap oleh fan, sehingga tingkat kerapatan molekul udara lebih padat. Jika dibandingkan dengan After cooler, penggunaan Inter Cooler lebih meningkatkan tingkat kerapatan molekul udaranya, karena temperature lebih dingin.

12.Strainer Main Pump
Suatu saringan awal yang dipasang dalam hydraulic tank pada sisi input main pump, sehingga berfungsi untuk menyaring kotoran, agar oli yang dihisap oleh pump lebih bersih.

13.PTO (power take off), spliter box
Komponen yang dipasang pada sisi output engine dan berupa susunan beberapa gear, dimana putaran input akan direduksi dan dibagi menjadi beberapa output putaran penggerak yang digunakan untuk memutar main pump.

14.Main Pump
Suatu komponen yang dipasang pada Power Take Off, yang mempunyai port suction yang dihubungkan dengan hydraulic tank dan port discharge yang dihubungkan ke system hydraulic work equipment (melalui High Filter Pressure), sehingga pada saat engine hidup, pump akan menghasilkan flow oli yang digunakan untuk menggerakkan actuator (motor, cylinder, spool/valve) dan bersama komponen lainnya akan menimbulkan pressure. Type pump yang digunakan adalah Variable Piston pump swash-plate type atau bent-axis type, sehingga perubahan sudut pump akan menyebabkan perubahan flow discharge pump. Pada dasarnya hydraulic pump merubah tenaga mekanis menjadi tenaga hydraulis.

15.Muffler
Suatu komponen yang dalam system dipasang diantara turbocharger dan exhaust pipe, yang berfungsi untuk meredam suara, menghilangkan percikan api dan menurunkan temperatur gas buang.

16.Damper
Suatu komponen yang dipasang diantara flywheel dengan input shaft PTO, berupa disc with torsional damper (spring type) yang berfungsi untuk meredam getaran yang timbul akibat perubahan torque saat terjadi perubahan load (beban kerja).

17.Connection cable
Sambungan yang digunakan pada wiring harness antara female dan male.

18.Governor motor
Motor electric type step motor yang digunakan untuk menggerakkan linkage throttle FIP, sesuai arus perintah (command current) dari Engine controller, sehingga putaran engine dapat diposisikan mati, low dan high idle ataupun menyesuaikan putaran dengan beban.

19.Under cover
Cover yang dipasang pada bagian bawah engine, untuk menghindari benturan dari bagian bawah saat unit beroperasi.

20.Engine hood
Cover yang dipasang pada bagian atas engine, untuk menghindari kejatuhan material saat unit operasi, dan biasanya mempunyai jendala yang bisa dibuka untuk memudahkan pekerjaan service atau repair.

21.Universal - Joint
Suatu komponen yang dipasang antara engine (rear damper) dan torque converter .Dengan menggunakan cross joint (spider joint) pada kedua ujung shaft maka kemampuan meneruskan putaran dan tenaga lebih stabil, fleksibel. Jika menggunakan tipe shaft terpisah, maka antara kedua shaft (male and female) dihubungkan dengan menggunakan spline.

22.Shim
Berupa plat besi yang dipasang pada rubber mounting untuk adjustment kelurusan (aligment) engine terhadap torque converter (transmission.

23.Lock Plate
Berupa plat besi yang dipasang pada bolt mounting dan dilipat pada satu sisi kepala bolt, sehingga bolt tidak mudah kendor dengan sendirinya.

24.Cooling system connection
Sambungan yang berupa pipa dan atau hose (& clamp) yang digunakan pada cooling system Engine untuk mensirkulasikan air pendingin radiator.

25.Fuel system connection
Sambungan yang berupa pipa dan atau hose yang digunakan untuk mengalirkan fuel dari fuel tank ke nozzle atau injector, dan untuk mengembalikan sisa fuel yang tidak diinjeksikan kembali ke tank.

26.Air System connection
Sambungan yang berupa pipa dan atau hose yang digunakan untuk mengalirkan udara dari Air cleaner ke ruang bakar, yang selanjutnya gas buang dari ruang bakar dialirkan melalui muffler dan exhaust pipe.

27.Output drive damper (rubber damper)
Suatu komponen yang dipasang dan dihubungkan dengan flywheel engine, yang terdiri Outer body dan inner body, serta rubber yang berbentuk silinder yang dipasang diantara inner dan outer body. Dalam pemasangannya, 4 buah rubber cushion berdiameter kecil dan 4 buah rubber cushion berdiameter lebih besar (HD series, sedangkan pada D375 semua rubber berdiameter sama) digunakan untuk meredam getaran dan gaya puntir (twisting vibration) yang terjadi karena perubahan torque engine, dengan kemampuan elastisitas dan deformation yang dimiliki oleh rubber cushion.

28.Power train connection
Hubungan penyaluran tenaga engine ke power train, sehingga didapatkan mechanical loss yang kecil, dengan urutan sebagai berikut : Engine – Damper – Universal Joint – Torque Converter & PTO – Transmission – Universal Joint – Differential – Final Drive (tire).

29.Pressure & vaccum valve
Biasanya radiator cap sebagai pressure vaccum valve. Saat sebagai pressure valve akan berfungsi untuk mempertahankan pressure didalam system (radiator) lebih tinggi sebesar angka yang tertera pada cap, dengan tujuan untuk menaikkan titik didih air. Sedangkan saat air radiator dingin, akan berfungsi sebagai vaccum valve untuk mencegah terjadinya kevakuman pada system.

30.Air Intake System
Suatu system pemasukan udara dari udara bebas ke dalam ruang bakar engine, agar jumlah udara yang diperlukan untuk proses pembakaran dapat maksimal sehingga power engine yang diharapkan dapat tercapai, maka digunakan komponen sebagai berikut : Pre Cleaner, Air Cleaner, Turbocharger, Inter Cooler atau After Cooler, Intake valve, Exhaust valve, Muffler dan Exhaust pipe.

31.Cooling System
Suatu system pendinginan engine agar temperature kerja engine selalu dalam range kerja, maka air radiator disirkulasikan kedalam system melalui komponen berikut . Radiator – Water pump Oil Cooler – Water jacket – Water Manifold – Thermostat – Radiator atau kembali ke water pump. Juga dipasang corrosion resistor untuk mencegah terjadinya karat dengan cara menetralisir keasaman air radiator.

32.Engine Related Part
Daftar part yang dibutuhkan atau dilakukan penggantian saat dilakukan Remove dan Install engine, sesuai umur yang direkomendasikan factory, dengan kondisi tidak terjadi kerusakan abnormal.

33.Fuel system
Suatu system penyuplaian bahan bakar dari tank menuju ruang bakar dengan pengaturan jumlah fuel yang diinjeksikan (quantity) dan saat penyemprotan (timing injection), agar didapatkan kwalitas pembakaran yang sempurna, maka system yang digunakan antara lain : FIP (mechanical atau Electric governor) & Nozzle, High Pressure Injection (Quantum series) & Injector, Common Rail Injection & Injector, Engine Management System & EUI (Volvo), dsb

34.Accelerator Pedal
Suatu komponen yang dipasang dalam kabin dan berupa pedal yang dioperasikan dengan kaki (diinjak), pada dasarnya acceletor pedal adalah potentiometer, sehingga saat pedal diinjak akan merubah nilai tahanan (resistance) sesuai dengan sudut injakan pedal. Nilai tahanan tersebut digunakan sebagai input sinyal ECU, sehingga output signal yang sesuai akan dikirimkan ke Injection pump (EDC) dan Injector (Volvo), untuk mengatur jumlah fuel yang diinjeksikan.

1.Endplay of crankshaft (w/ rubber damper)
Gerak bebas crank shaft searah sumbu (axial), pengukuran harus dilakukan sebelum dan setelah pemasangan damper.

2.Engine hunting
Putaran engine yang tidak stabil, naik turun tidak beraturan yang disebabkan ada udara yang masuk dalam fuel system dari sisi suction pump (misal terjadi kebocoran hose, o-ring dsb). Sehingga seolah olah terjadi perubahan Firing Order (urutan pembakaran).

3.Engine overheating
Suatu kondisi dimana temperature air pendingin diatas normal (+ 105oC), yang disebabkan keabnormalan cooling system : Thermostat jammed tertutup, radiator (core atau fin) buntu, Fan belt kendor, dsb

4.Coating/jointing material
Pemberian lapisan berupa liquid, (adhesive, gasket sealant, anti corrosive) pada bidang kontak dua komponen dengan tujuan agar tidak terjadi kebocoran, atau karat dan juga sebagai perekat.

5.ENS grease
Grease khusus yang direkomendasikan factory dan tidak boleh dicampur dengan sembarang grease. ENS grease digunakan pada output bearing, pilot bearing dan spline inner body-coupling yang mampu melumasi pada putaran tinggi.

6.Install & Remove Component (Mounting & Dismouting)
Suatu tindakan yang dilakukan untuk melepas dari unit dan memasang komponen baru atau lama ke atas unit sesuai dengan langkah kerja dan prosedur dari factory ( Shop manual ataupun QA), sehingga pekerjaan berjalan efektif dan effesien.

7.Engine Stand
Suatu kerangka besi yang digunakan sebagai dudukan engine sementara, pada saat dilakukan pekerjaan R & I engine. Dan pada saat mobilisasi sehingga engine bisa terhindar dari bahaya terbalik atau terguling sebelum engine dipasang pada unit dan setelah engine diturunkan dari unit.

8.Marking Of Component / Tracing
Tanda yang diberikan pada suatu komponen untuk mempermudah pemasangan kembali (pemberian tanda pada hose) dan mencegah pekerjaan berulang (pemberian tanda pada kepala bolt) dsb.


9.Free High Rubber Mounting
Elastisitas rubber mounting yang harus diberikan pada saat pengencangan bolt mounting, dan diindikasikan dengan panjang rubber, sehingga rubber bisa berfungsi untuk meredam getaran.

10.Prepare Running
Semua persiapan yang dilakukan sebelum engine dihidupkan pertama kali setelah diinstall pada unit, persiapannya meliputi, leveling oil, air radiator, pasang kabel battery, memastikan semua connector hose dan wiring sudah tersambung, dsb

11.Over Torque
Saat pengencangan bolt atau nut tidak menggunakan torque wrench atau tidak sesuai dengan standart torque, sehingga terjadi kelebihan torqueyang dapat berakibat bolt menjadi putus atau terpuntir.

12.Torque metode
Cara mengencangkan bolt atau nut secara bertahap dengan beberapa kali tingkat pengencangan, dimulai dari torque terkecil sampai torque standartnya. 

13.V-belt Alignment
Kelurusan v-belt antara drive pulley dengan driven pulley.

14.Adjustment
Suatu tindakan yang dilakukan dengan cara mengadjust suatu komponen agar ukuran dan kondisinya sesuai dengan standart (setting pressure, alignment, tension, clearance, etc)

15.Refilling
Pengisian kembali fuel, air, grease atau oli kedalam system, misalnya fuel akan habis setelah unit operasi atau oli yang didrain saat pekerjaan service atau repair. Untuk beberapa system, saat refilling, jumlah oli yang ditambahkan tidak sebanyak jumlah specifiednya, karena sebagian oli lama masih berada dalam system, misal oli hydraulic.
Suatu tindakan yang dilakukan untuk pengisian kembali oli, fuel, air dan grease.

16.Bleeding air of cylinder
Melakukan pembuangan angin yang terjebak dalam cylinder setelah penggantian hose atau cylinder, sehingga tidak terjadi cavitasi pada housing cylinder dan premature damage pada seal piston atau seal dust.

17.Bleeding air of main pump
Melakukan pembuangan angin yang terjebak dalam pump setelah pekerjaan service atau repair pump, ganti hose dsb, sehingga tidak terjadi cavitasi pada cylinder barrel piston pump.

18.Bleeding air of motor
Melakukan pembuangan angin yang terjebak dalam motor setelah pekerjaan service atau repair pump, ganti hose dsb, sehingga tidak terjadi cavitasi pada cylinder barrel piston motor.

19.Engine rubber Mounting
Rubber yang dipasang dan diikat dengan bolt sebagai dudukan engine pada chasis / frame, yang berfungsi untuk meredam getaran yang terjadi pada engine atau chasis, sehingga tidak saling mempengaruhi.

20.Engine Revolution (RPM)
Putaran engine sesuai dengan posisi pedal accelerator dan besar load yang terjadi berdasarkan sensor yang terpasang pada system control unit sebagai input sinyal ECU, sehingga didapatkan pengaturan jumlah fuel yang diinjeksikan dengan tepat.

21.Bleeding air from fuel system
Melakukan pembuangan angin yang terjebak dalam fuel system setelah pekerjaan repair atau penggantian filter atau hose suction dsb, sehingga engine mudah dihidupkan.

22.Belt Tension
Kekencangan v- belt, pengukuran dilakukan dengan menekan bagian tengah belt menggunakan push-pull scale dengan gaya tertentu (+6 kg) kemudian diukur deflection (penyimpangan) belt.

23.Center Fan Alignment
Kelurusan fan terhadap radiator, sehingga saat fan berputar, tidak mengenai fan guard dan agar hembusan atau hisapan fan lebih focus ke radiator.

24.Engine Name Plate
Plat yang dipasang pada engine block, yang berisi informasi engine meliputi. Type, Serial Number, Firing order, Timing Injection, Valve clearance.

25.Tightening Torque of standard bolt
Standart kekencangan bolt atau nut.

26.SWL ( Standart Weight Limit ) of Chain
Kemampuan maksimal dalam batas aman suatu sling (kawat baja) atau rantai dan alat angkat saat digunakan mengangkat beban

27.Disconnect & Connect
Tindakan yang dilakukan untuk melepas sambungan connector hose atau wiring harness dan menyambung kembali.

TOOL
1.Torque wrench
Alat yang digunakan untuk mengencangkan bolt atau nut sesuai dengan standart torquenya
Satuan : kgm, Nm, lbfeet

2.Tachometer
Alat yang digunakan untuk mengukur putaran engine. Satu set terdiri, probe, cable, tachometer, tachometer drive.

3.Pm Clinic Kit A
Seperangkat alat yang digunakan untuk mengukur item performance engine : Rpm, Blowby pressure, Exhaust temperature, dan cycle time : stop watch

Pm Clinic Kit B
Seperangkat pressure gauge yang digunakan untuk mengukur hydraulic pressure, boost pressure. Satuan gauge : 10, 25, 60, 400 kg/cm2, dan -760 -> 1500 mmHg.

4.Lifting belt
Sabuk yang digunakan untuk mengikat dan mengangkat komponen yang permukaannya halus, sehingga saat diangkat tidak merusak, menggores komponen.
Satuan : kg, ton

5.Lifting chain
Rantai yang digunakan untuk mengangkat komponen pada penggunaanya ujung rantai dipasang hock.
Satuan : kg, ton

6.Overhead crane
Alat angkat didalam workshop yang dapat bergerak ke semua arah horizontal dan naik turun (vertical)
Satuan : ton

7.Pressure gauge
Alat yang digunakan untuk mengukur pressure oli dalam system steering dan hydraulic.
Satuan : kg/cm2, Mpa

8.Convex scale
Alat yang digunakan untuk mengukur panjang dan jarak.
Satuan : cm, m

9.Power wrench
Alat untuk mengencangkan atau mengendorkan bolt atau nut yang memiliki torque besar, alat ini menggunakan prinsip reduksi putaran beberapa tingkat.
Satuan : kgm

10.Vernier caliper
Alat yang digunakan untuk mengukur diameter luar, diameter dalam, panjang, ketebalan, kedalaman lubang pada suatu komponen.
Satuan : mm (0.05), inchi (1/128)

11.Push-pull scale
Alat untuk mengukur pre-load, operating force dan dapat digunakan untuk adjustment belt tension
Satuan : kg

12.Thermometer
Alat yang digunakan untuk mengukur temperature. Exhaust (high temp), Fluida, Surface (ambient). Satuan : oC

13.Multimeter (AVO meter)
Alat yang digunakan untuk mengukur tegangan (Voltage), arus (Ampere), hambatan (Ohm) pada electrical system.

14.Chain block
Alat yang digunakan untuk mengangkat komponen, dalam penggunaanya dapat dipindahkan dimana ada tempat untuk mengaitkannya. Alat ini menggunakan prinsip katrol dengan reduksi putaran.

15.Dial gauge
Alat yang digunakan untuk mengukur endplay, runout, faceout, backlash, protusion, diameter dalam (bore gauge).
Satuan : 0.01 mm

16.White marker
Digunakan untuk memberi tanda biasanya pada kepala bolt, sebagai tanda jika bolt telah ditorque, sehingga tidak terjadi over torque ataupun pekerjaan berulang.

17.Suckle
Digunakan sebagai sambungan chain, sehingga memudahkan pengaitan ataupun pengaturan chain saat pengangkatan komponen.

18.Prebar / tomy bar
Alat berupa besi dengan salah satu ujung berbentuk tirus (lancip) sedangkan ujung lainnya bengkok seperti cangkul, yang digunakan untuk membersihkan komponen dari kotoran (tanah), dan ujung dapt digunakan sebagai pengungkit pada komponen yang kasar.

19.Wire rope/Chain
Sling baja atau rantai yang digunakan untuk pengangkatan, dimana Safe Working Loadnya tertentu, sehingga mempunyai kapasitas angkat tertentu.

20.Lifting Hook
Berupa kaitan seperti mata pancing dan digunakan pada ujung rantai, sebagai tempat mengaitkan eye bolt.

21.Dial Gauge
Alat yang digunakan untuk mengukur endplay, runout, faceout, backlash, protusion, diameter dalam (bore gauge).
Satuan : 0.01 mm (untuk 0,001 pendekatan)

22.Belt Tension Gauge
Alat yang digunakan untuk mengukur tension belt

23.Bracket lifting tool
Alat yang digunakan saat pengangkatan komponen, sehingga posisi rata dan mendatar untuk mencegah komponen terbalik karena miring ke satu sisi.

INSPECTION – MEASUREMENT
1.Fuel system Bleeding air
-Pastikan fuel dalam tank quantity mencukupi
-Check dan pastikan strainer dan water resistor tidak buntu dan buang kandungan airnya.
-Pastikan tidak terjadi kebocoran pada jalur hose atau gasket elbow suction Injection Pump
-Buka Air bleed plug pada filter atau hose inlet Injection Pump, operasikan priming pump dan buang udara yang terjebak, sampai yang menyemprot keluar hanya fuel, dan priming pump terasa berat.

2.Refilling (water, oil, fuel)
Prosedur inspection :
-Parkir unit pada permukaan yang rata dan datar
-Turunkan attachment dan posisikan pada postur parker
-Check semua fluida (water, oil, fuel) dan pastikan semua dalam range Hi-Lo

4.Ruber mounting
Visual check : Crack, chipping
Manual check : Elastisitas, Standart torque tightening
Measuring : Free high rubber mounting

5.Pipe & Hose Clamp
Visual check : Crack, oil leakage, water leakage or fuel leakage
Manual check : Bolt clamp tightening, Air bleeding (fuel)

6.Water / Fuel Piping & Hose
Visual check : Crack, water or fuel leakage
Manual check : Bolt clamp tightening, Air bleeding (fuel)

7.Engine Oil Pressure Sensor
Visual check : Broken, wiring & connector condition
Manual check : Thread condition
Measuring : Resistance & Voltage between terminal connector

8.Engine Revolution Sensor
Visual check : Broken, wiring & connector condition
Manual check : Thread condition
Measuring : Resistance & pulsa (voltage) between terminal connector
Adjsutment : Clearance tip of sensor

9.Coolant Temperature Sensor
Visual check : Broken, wiring & connector condition
Manual check : Thread condition
Measuring : Resistance between terminal connector

10.Engine Oil Level Sensor
Visual check : Broken, wiring & connector condition
Manual check : Thread condition
Measuring : Resistance between terminal connector

11.Water Level Sensor
Visual check : Broken, wiring & connector condition
Manual check : Thread condition
Measuring : Resistance between terminal connector

12.PTO Temp Sensor
Visual check : Broken, wiring & connector condition
Manual check : Thread condition
Measuring : Resistance between terminal connector

13.Fuel Control Linkage
Visual check : Broken, wiring & connector condition
Measuring : Resistance between terminal connector

14.Engine stop motor control cable
Visual check : Broken
Measuring : Total stroke dan pastikan shut-off valve dapat diposisikan OFF-ON

15. V-belt tension
Visual check : Crack, chipping
Measuring : Belt tension, alignment (kelurusan belt)

16.Universal joint (drive shaft) (Buldozer)
Visual check: Crack, grease lubricating, spline condition, chipping
Manual check Torque bolt
Measuring Bending, Twisting

17.Level sensor (switch)
Visual check : Cable & connector conditions
Measuring : Connectivitas (Max.1W atau Min. 1MW)

18.Temperatur & Pressure sensor (lihat standart di shop manual)
Visual check : Cable & connector conditions
Measuring : Resistance (W)

19.Radiator
Visual check : Water, oil leakage, clogged (fin), cleanness
Measuring : Radiator pressure, temperature, clogeed fin with anemometer

20.Fan guard
Visual check. Penyok, bolt & nut mounting

21.Pedal accelerator
Visual check Grease lubricating
Measurement Operating force, Play of pedal, Resistance value,
Idling Validation Switch - Connectivitas (Max.1W atau Min.1MW)

22.Alignment
Visual check Center fan alignment
Measuring Drive shaft alignment (bulldozer)

1.PNPB (Publication Number of Part Book)
Suatu angka yang tertera pada cover part book (pojok kanan atas) yang menunjukkan aplikasi part book tersebut sesuai dengan Serial Number dan Tipe Unit.

2.SPO (Standard Part Overhaul)
Daftar part yang dibutuhkan untuk overhaul normal sesuai umur yang direkomendasikan factory, dengan kondisi tidak terjadi kerusakan abnormal pada komponen.
APL (Application Cart List) (Remove & Install)
Daftar part yang dibutuhkan untuk Remove dan Install komponen sesuai umur yang direkomendasikan factory, dengan kondisi tidak terjadi kerusakan abnormal.

3.PSN (Part & Service News)
Informasi dari factory berupa brosur atau leaflet yang berisikan modifikasi atau improvement pada komponen, system atau technical instruction (Prosedur Repair, Testing Adjusting) dengan tujuan untuk meningkatkan performance atau memperbaiki kelemahan dan kekurangan. Setiap PSN hanya berlaku untuk Serial Number tertentu yang sesuai.

4.Kode kode pada part book (symbol)
Kode dari factory berupa angka dan huruf, sedangkan symbol berupa gambar yang ditunjukkan pada part book, dengan tujuan untuk mempermudah proses pemilihan part yang akan diorder, sehingga dapat mencegah kesalahan order atau double order (karena komponen ass"y dan separated diorder secara bersamaan). Dan juga mempermudah pencarian komponen yang berkaitan atau saling berhubungan.

5.Reusable part
Part yang masih dapat digunakan lagi setelah dilakukan visual check dengan membandingkan dengan reusable book, dan hasil pengukuran masih dalam range yang diijinkan sesuai maintenance standart atau Quality Assurance.

6.Engine related parts
Parts yang diperlukan saat penggantian engine, dan biasanya masuk dalam APL (Application part List) contoh hose, oring, gasket, rubber mounting, clamp, dsb.

7.Quality Assurance
Prosedur dan urutan langkah kerja yang harus dilakukan saat melakukan suatu pekerjaan Overhaul atau Remove Install, dimana didalamnya terdapat Critical Point dan Item Measurement yang harus diperhatikan dan dilakukan, sehingga dapat mencegah Redo ataupun premature damage

8.Job Schedule Sheet
Suatu rencana urutan pekerjaan yang harus dilakukan berdasarkan estimasi waktu pengerjaan, sehingga progress atau tingkat penyelesaian satu tahap pekerjaan dapat diketahui, dengan demikian kendala selama tahap pengerjaan dapat diminimalkan.

9.Panduan Kwalitas Kerja
Suatu buku panduan kerja yang disusun berdasarkan pengalaman yang pernah dilakukan, sehingga didapatkan cara penanganan suatu pekerjaan dengan lebih efektif dan efesien.

TESTING AND ADJUSTING
1.Water leak of cooling system
Visual check : Check kebocoran dari sambungan hose, piping pada cooling system
Gunakan radiator cap tester untuk memastikan setting pressure valvenya.

2.Engine performance
Lakukan pengukuran item sebagai berikut :
-T/C stall speed
-Hyd stall speed
-Full stall (T/C & Hyd stall speed)
-Boost pressure
-Exhaust temperature
-Blow-by pressure
-Engine oil pressure

3.Electrical system
Lakukan pemeriksaan pada item berikut
-Posisikan Starting switch ON
-Kemudian posisikan start (hidupkan engine)
-Pastikan semua check, caution dan warning lamp tidak ada yang menyala
-Pastikan User code dan service code tidak terjadi.
-Aktifkan semua switch system dan pastikan semuanya bekerja normal. (head & work lamp, wiper, horn, transmission and steering control (buldozer), machine push-up, heavy lift (PC) dan semua system yang ada pada unit.

4.Fuel control linkage (mechanical governor)

5.Engine low and high speed (mechanical governor)
Kondisi pengukuran : Temperature ,Air radiator dan oli T/C, oli hydraulic dalam range kerja
-Pasang tachometer atau gunakan display unit untuk mengukur speed engine saat Low dan high idle.

6.Engine stall speed
Kondisi pengukuran : Temperature ,Air radiator dan oli T/C, oli hydraulic dalam range kerja
-Pasang tachometer atau gunakan display unit untuk mengukur speed engine, pada saat Torque converter Stall. (untuk detail prosedur : lihat shop manual)

Troubleshooting
1.Engine hunting
-Check dan pastikan tidak terjadi kebocoran pada sisi inlet fuel pump, lakukaan pemeriksaan hose dan piping dari outlet fuel tank sampai inlet fuel tank.

2.Engine overheating
-Check level air radiator
-Check fan belt tension
-Check Radiator Fin
-Check kebocoran cooling system, dsb

3.Engine high idle tidak tercapai
-Check linkage throttle lever dan decelerator pedal (bulldozer mekanikal governor)
-Check saat lever throttle posisi high idle, linkage fuel FIP menyentuh posisi High stopper
-Check resistance fuel control dial dan decelerator pedal (bulldozer electric governor)
-Check resistance fuel control dial (PC electrical governor)

4.Engine vibration
-Check front damper engine
-Check rubber mounting engine
-Check kondisi blade fan (bengkok, patah, tidak balance, dsb)










HYDRAULIC SYSTEM






1.Circuit Open Centre (OLSS- Open center Load Sensing System)
Flow dicharge pump akan dikembalikan ke tank pada saat control valve posisi netral, sehingga pressure pump cenderung kecil (pada unit yang menggunakan type variable piston pump, sudut pump akan dperkecil sehingga flow discharge pump juga kecil.)

2.Circuit Close Centre
Flow dicharge pump tidak dikembalikan ke tank spool pada saat control valve posisi netral, sehingga selalu terdapat standby pressure dan agar tidak terjadi kenaikan pressure yang berlebihan maka oli akan dibebaskan melalui relief valve (pilot circuit) atau unloader valve (main circuit) untuk membatasi besarnya pressure. Dengan adanya standby pressure maka pergerakan attachment responsive sesuai gerakan PPC valve atau lever control.

3.Stand by Pressure
Karena flow dicharge pump tidak dikembalikan ke tank pada saat control valve posisi netral, sehingga pressure akan terjadi, untuk mengatur besar pressure dibatasi oleh relief valve (pilot circuit) atau unloader valve (main circuit). Dengan adanya standby pressure maka pergerakan actuator responsive sesuai pergerakan lever control.

4.Pressurized Tank
Hydraulic tank yang breathernya menggunakan pressure valve (+ vaccum vaccum), sehingga pressure dalam tank dipertahankan pada cracking pressure (nilai tension spring pressure valve), dengan tujuan membantu kerja pump untuk mencegah terjadinya cavitasi.

5.Hydraulic Lock
Suatu valve (spool) tidak bisa bergerak (jammed) karena adanya pressure yang bekerja atau menekan valve secara tidak merata, sehingga terjadi kecenderungan valve ditekan hanya pada satu sisi. Untuk mencegah terjadinya hydraulic lock, maka pada spool atau valve dibuatkan alur melingkar atau Groove.

6.Hydraulic Relief Losses
Kehilangan tenaga engine pada saat relief pressure tercapai, sedangkan flow discharge pump masih besar. Saat relief pressure tercapai, attachment sudah tidak dapat bergerak, sehingga akan terjadi kerugian, jika pump masih menghasilkan flow yang besar dan kelebihan flow oli akan dibebaskan melalui relief valve, sehingga dapat menyebabkan overheat. Sehingga untuk mencegah hal tersebut maka sudut pump diperkecil dengan fungsi CUT-OFF.

7.Setting Pressure of Relief Valve
Hasil pembacaan pressure gauge pada saat control valve (PPC valve) digerakkan, sedangkan actuator (hydraulic cylinder atau motor) tidak bergerak. Besarnya Setting pressure bervariasi sesuai dengan Flow discharge pump (setting pressure saat low idle akan lebih kecil dibanding saat high idle atau adanya perbedaan sudut pump)

8.Cracking Pressure of Relief Valve
Besarnya pressure pada saat awal valve mulai terbuka, yang nilai pressurenya diatas nilai tension springnya. Cracking pressure akan berubah hanya pada saat dilakukan adjustment.

9.Pick Up Pressure
Plug atau coupler untuk memasang pressure gauge (hose adapter) saat measurement.

10.Flow Rate
Besar max flow discharge pump dalam satuan liter per menit.

11.Back Pressure
Pressure dalam system yang terjadi karena adanya resistance atau orifice.

12.Fixed Displacement Pump
Type pump dimana satu putaran shaft pump menghasilkan flow discharge yang konstan atau tidak dapat berubah.

13.Variable Displacement Pump
Type pump dimana satu putaran shaft pump menghasilkan flow discharge yang dapat berubah sesuai sudut pump.

14.Axial Piston Pump
Piston pump yang pergerakan pistonnya searah dengan sumbu, Tipe ini banyak digunakan karena selain mampu bekerja pada pressure tinggi, juga konstruksinya lebih sederhana dibandingkan Radial piston pump yang memerlukan mekanisme inlet-outlet valve.

15.Swash Plate
Suatu mekanisme yang digunakan untuk mengatur dan merubah sudut piston pump, swash plate digerakkan oleh servo piston yang diatur servo valve.

16.Axial pistol Pump.bend axis
Type piston pump yang sudut pumpnya terbentuk karena drive shaft dengan cylinder barrel shaft tidak segaris, hal ini dapat dilihat dari bentuk housingnya yang bengkok. Karena torsional force yang terjadi pada shaft pump relative besar sehingga bearing yang digunakan sebagai tumpuan shaft, jumlahnya lebih banyak dan ukurannya besar, jika disbanding yang digunakan pada axial piston pump swash plate.

17.5/4 Spool Control Valve
Suatu system spool control valve yang mempunyai 5 port yang terdiri : port Inlet Bypass, Inlet standby, Outlet bypass (tank) dan 2 port Outlet-Inlet actuator, spool dapat digerakkan pada 4 posisi pergerakan spool, misal Raise, Hold, Float dan Lower.

18.Groove
Untuk mencegah terjadinya hydraulic lock, maka pada spool dibuatkan alur melingkar (groove). Agar valve (spool) bisa bergerak karena pressure akan bekerja atau menekan sekeliling spool sehingga memposisikan spool ditengah (segaris dengan sumbu).

19.Directional Control Valve
Suatu valve yang berfungsi untuk mengarahkan aliran oli ke actuator, sehingga attachment dapat bergerak sesuai yang diinginkan.

20.Flow Control Valve
Suatu valve yang berfungsi untuk mengatur jumlah (quantity) aliran yang diperlukan oleh suatu system (actuator- attachment)

21.Pressure Control Valve
Suatu valve yang berfungsi untuk membatasi pressure maksimal dalam suatu system.

22.Free Length of spring
Ukuran panjang spring pada kondisi bebas, tidak terpasang.

23.Installed Length of Spring
Ukuran panjang spring pada kondisi terpasang atau saat dibebani dengan beban tertentu.

24.Installed Load of spring
Besar beban tertentu yang diberikan pada spring, yang besar bebannya sebanding dengan beban saat pemasangan spring.

25.Main Spool Valve
Spool yang dipasang dalam housing control valve dan berfungsi sebagai directional valve. Main spool digerakkan oleh pilot pressure pada kedua sisinya. Pada spool terdapat Groove untuk mencegah terjadinya hydraulic lock dan Notch (coakan pada bidang bukaan) yang berfungsi untuk mendapatkan efek Fine Control saat pergerakan spool dan flow oli, sehingga actuator (attachment) dapat digerakkan dengan smooth.

26.Aeration
Masuknya udara kedalam system saat melakukan pekerjaan repair, assembling atau mounting komponen hydraulic, sehingga dapat menimbulkan cavitasi, untuk menghilangkan udara yang terjebak harus dilakukan Air bleeding.

27.Hydraulic Cushion Cylinder
Suatu mekanisme cushion yang dipasang pada sisi head dan atau sisi bottom cylinder hydraulic, yang berfungsi untuk mencegah terjadinya benturan antara rod piston dengan cylinder housing, pada saat rod piston mendekati akhir langkah (end stroke) dengan cara menjebak oli dan membebaskannya secara bertahap.

28.Hydraulic Circuit parallel
Control valve dengan sistem pembagian flow oli yang merata, sehingga beberapa actuator dapat digerakkan secara bersamaan. Sehingga diperlukan flow discharge yang relative besar untuk dapat menggerakkan semua attachment secara bersamaan.

30.Hydraulic Circuit Tandem
Control valve dengan sistem pembagian flow oli lebih prioritas pada spool (actuator) pertama, sehingga untuk dapat menggerakkan actuator kedua, spool pertama harus diposisikan netral. Contoh : sirkuit hydraulic pada Wheel loader- 1st spool ; bucket, 2nd spool : lift

31.Coating material
Bahan yang dioleskan ke komponen sebagai pelapis untuk mencegah kebocoran, perekat, anti karat, dsb, (Adhessive, gasket sealant, lubricant, grease) contoh : Loctite, dsb.

32.Press fit
Suaian sesak

33.Bending
Kebengkokan rod cylinder yang biasanya disebabkan accident, benturan atau beban dari luar. Sedangkan untuk yang double cylinder, faktor bending cenderung lebih besar, terutama yang menggunakan independent link (link terpisah antar cylinder), karena saat salah satu cylinder bekerja tidak normal, maka akan menimbulkan torsional force.

34.Pitting
Kerusakan pada permukaan komponen berupa bopeng, yang disebabkan cavitasi (udara terjebak dalam fluida)

35.Shringking fit
Metode yang digunakan untuk memasang komponen press fit, dengan cara menyusutkan atau memuaikan komponen yang akan dipasang. Contoh: bushing disusutkan, bearing dimuaikan.

36.Flatness
Kerataan permukaan suatu komponen.

37.Roudness
Kebulatan suatu shaft yang ditentukan oleh pengukuran X – Y pada penampang melintang.

38.Scratch
Kerusakan pada permukaan komponen berupa baret atau goresan yang biasanya memanjang yang disebabkan gesekan yang berlebihan atau ada material asing yang terjepit diantara dua komponen yang bergerak.

39.Chipping
Kerusakan pada permukaan komponen yang disebabkan benturan yang keras sehingga rompal.

40.Marking
Pemberian tanda pada komponen untuk mempermudah pemasangan kembali sehingga mencegah salah pemasangan serta menghindarkan pekerjaan berulang.

41.Crack
Kerusakan pada komponen berupa keretakan yang disebabkan material fatique, overload, overheat, benturan, dsb. 

42.Standard size
Ukuran akhir dari suatu komponen yang masih baru atau yang sudah direpair

43.Repair limit
Batas ukuran dari suatu komponen yang mengalami perubahan ukuran karena keausan, jika telah mencapai repair limit, komponen harus diganti agar komponen masih dapat direpair.

44.Tolerance
Batas penyimpangan atau perbedaan ukuran yang diijinkan dari ukuran yang direncanakan, dan tolerance dituliskan berupa angka kecil dibelakang angka Nominal

45.Standard clearance (standard range)
Celah bebas atau kerenggangan antara dua komponen, sesuai dengan besar tolerancenya, sehinga nilai standard clearance bervariasi dalam range minimal dan maksimal.

46.Flushing
Membersihkan kandungan material asing atau kontaminan di dalam sistem (fluida).

47.Air Bleeding
Melakukan pembuangan angin yang terjebak dalam cylinder, motor, pump dan komponen lainnya setelah penggantian ataupun pelepasan, sehingga tidak terjadi cavitasi pada komponen dan pergerakan work equipment tidak tersendat sendat.

48.EPC valve (Electronic Proportional Control)
Variable Solenoid yang bekerja berdasarkan arus perintah (listrik) untuk menggerakkan hydraulic valve sehingga output pressurenya bervariasi sesuai (proportional) dengan besarnya arus perintah yang mengalir menuju solenoid.

49.2 Stage relief valve
Relief valve yang mempunyai 2 tingkat setting pressure (1st = 320 kg/cm2, 2nd = 350kg/cm2), yang bertujuan untuk meningkatkan tenaga (power) attachment. Prinsip kerja 2 stage relief valve adalah memperkuat tension spring main relief dengan mekanisme piston yang digerakkan oleh pilot pressure. Agar speed attachment tetap dapat dipertahankan maka sudut pump akan dipertahankan dengan menCancel CO valve.

50.Cranking of screw piston cylinder
No reference

51.Backlash
Internal leakage pada gear pump yang terjadi pada bidang kontak teeth drive dan driven gear.

52.Top Clearance
Internal leakage pada gear pump yang disebabkan keausan yang terjadi pada bagian atas hosuing sisi suction yang disebabkan adanya gaya tekan terhadap gear karena pressure pada sisi discharge dan untuk mengurangi internal leakage tersebut, maka dipasang Side plate yang akan memanfaatkan sebagian pressure discharge pump untuk dialirkan menuju sisi suction melalui V- groove sebagai balancing pressure.

53.Side Clearence
Internal leakage pada gear pump yang disebabkan keausan yang terjadi pada sisi samping gear dengan housing dan untuk mengurangi internal leakage tersebut, maka dipasang Side plate yang akan menekan kontak permukaan dengan sisi gear, memanfaatkan pressure discharge pump.

54.Cylindricity
Perbedaan diameter inner atau outer suatu komponen yang diukur pada beberapa titik pengukuran (minimal 3 titik), sehingga dapat diketahui ketirusan karena keausan tidak merata searah axial.

55.Spring out of square
Ketegaklurusan spring terhadap bidang tumpuan.

56.Spring pitch
Lebar gang suatu spring.

57.Scuffing
Kerusakan pada permukaan komponen berupa goresan melingkar karena bidang kontaknya bersinggungan dan berputar. (misal : antara bushing dengan shaft, pressure plate dengan cylinder barrel)

1.PPC Valve
Suatu valve yang terletak dikabin dan dioperasikan secara manual dengan menggerakkan joystick (lever control) atau pedal.
Pada Unit RH120 untuk Attachment PPC valve terdiri dari 4 independent set valve dan 6 port, sedangkan Clamp & Travel PPC valve terdiri dari 2 independent set valve dan 4 port.
Pada Unit PC1100 untuk Attachment PPC valve dan Travel PPC valve terdiri dari 4 independent set valve dan 6 port.
Saat joystick dioperasikan, pressure dari Servo pump-40 bar RH120 (Charging pump -35 kg/cm2 PC1100) akan dialirkan sebagai pilot pressure penggerak spool control valve, besarnya pressure output sesuai dan proportional dengan sudut pergerakan joystick, sehingga actuator dapat digerakkan sesuai keinginan operator.

2.Swivel Joint
Suatu komponen yang dipasang pada upper structure yang terdiri housing cylinder dan shaft, yang mempunyai 7 port. Housing diikat dengan upper structure dan shaft diikat pada lower structure, sehingga flow oli untuk travel circuit dari upper structure dapat menuju ke lower structure dan sebaliknya. Dengan demikian travel unit dapat dilakukan upper structure diputar.

4.Main Relief Valve
Suatu valve type pilot poppet yang dipasang pada Housing C/V yang berfungsi untuk membatasi pressure maksimum dalam circuit system pada saat control valve digerakkan sedangkan actuator tidak bergerak karena end stroke atau overload.

5.Safety Valve
Suatu valve type pilot poppet yang dipasang control valve block dan swing/ travel motor , didalam circuit valve ini dipasang diantara spool control valve dan actuator, yang berfungsi untuk membatasi pressure maksimum dalam circuit actuator saat mendapat beban dari luar, sehingga tidak terjadi kerusakan pada actuator.

6.Suction valve
Suatu valve yang dipasang pada circuit cylinder dan berfungsi untuk mencegah terjadinya kevakuman pada satu salah satu cylinder saat terjadi beban dari luar dan terjadi keabnormalan pressure, sehingga secondary valve akan bekerja untuk membebaskan pressure dengan konsekwensi cylinder akan bergerak extend atau retract.
Pada beberapa circuit, suction valve menjadi satu kesatuan dengan safety valve, sehingga namanya menjadi safety valve with suction
Pada circuit motor, suction (check) valve dipasang untuk mencegah terjadinya kevakuman yang terjadi pada saat putaran motor dihentikan, akan terjadi abnormal pressure karena gaya inertia yang terjadi, sehingga saat safety valve bekerja untuk membebaskan abnormal pressure, motor dapat berputar, agar tidak terjadi kevakuman pada motor, maka suction valve akan terbuka.

7.Load holding valve
Check valve yang dipasang dalam circuit antara pump dengan sisi inlet spool control valve (actuator), dan berfungsi untuk mencegah terjadinya hydraulic drift (penurunan atau pergerakan attachment yang tidak diharapkan), sesaat control valve digerakkan kembali ke sedangkan pada circuit actuator terjadi holding pressure (pressure yang terjadi karena berat attachment).

8.Shuttle Valve
Suatu component yang mempunyai 2 port input dengan 1 port output, perbedaan pressure pada kedua sisi input akan menggerakkan valve dan menutup port pressure yang lebih rendah dan membuka port pressure yang lebih tinggi menuju port outputnya.Jika pressure port input sama , maka valve berada pada posisi ditengah dan dapat mengalirkan kedua pressure input menuju ke port output.

9.Accumulator (for PPC valve) PC1100
Sebuah tabung yang berisi gas nitrogen dalam bladder dengan pressure 14-24 bar , dipasang dalam circuit antara servo / charge pump dan PPC valve. Sifat gas nitrogen yang mampu menerima dan menyimpan pressure dengan perubahan volumenya tanpa terjadi kenaikan temperature, sehingga saat servo pump tidak bekerja (engine mati), pressure 35-40 bar masih terjaga dan dapat digunakan untuk menggerakkan spool control valve, untuk menurunkan attachment berdasarkan beratnya sendiri.

10.Line Oil Filter PC1100
Filter yang terpasang diantara hydraulic pump dan control valve, yang berfungsi untuk menyaring kotoran sehingga oli yang menuju ke dalam system menjadi bersih. Filter terbuat serat baja yang tahan dengan pressure tinggi + 330 bar.

11.Swing priority solenoid valve PC1100
Solenoid valve yang bekerja berdasarkan arus perintah dari Pump controller saat swing priority switch di-ON-kan, untuk mengalirkan pilot pressure dari control pump (+35 kg/cm2) menuju boom spool pada Swing 4-spool C/V, sehingga saat Boom diposisikan Raise dan dikombinasikan dengan Swing, maka spool boom tidak akan bisa bergerak, dengan demikian Flow dari pump No.3 semuanya menuju ke Swing circuit, sedangkan Boom circuit disuplai oleh RH-4 spool C/V dan LH- 5 spool C/V.

12.Hydraulic Pump
Pada unit PC1100, tipe pump yang digunakan untuk Main Pump adalah Variable displacement Axial piston pump Swash plate dan dipasang pada PTO, sehingga saat engine hidup, pump dapat berputar dan menghisap oli dari hydraulic tank dan menghasilkan flow oli untuk dialirkan melalui High Pressure Filter menuju ke system hydraulic unit. Flow discharge pump dapat bervariasi untuk menyesuaikan dengan beban yang terjadi, dengan mengatur sudut swash plate sesuai dengan besarnya pressure pilot control (Pecn). Dalam Main system terdapat 3 buah main pump : No.1 main pump HPV95, No.2 main pump HPV95 dan No.3 swing pump HPV160, dimana setiap pump terdiri dari Rear Pump dan Front Pump.
Disamping itu juga terdapat fixed displacement gear pump (triple pump) yang dipasang pada center drive PTO, yang terdiri Control pump SAR100 + Aftercooler fan drive pump SAR20 dan PTO lubricating SAR10.
Pada unit RH120, tipe pump yang digunakan untuk Main Pump adalah Variable displacement Bent-axis piston pump Swash plate type A4V SO 355 X 4, swing pump type A4V G 90 X 2. Servo- and swing charge pump A 10 VO 60 X2, Hydraulic pump - fan drive oil-cooling A10 VO – 45 X 2. Disamping itu juga terdapat fixed displacement gear pump W9A2-11-05-R X 2 untuk PTO lubricating.

13.Hydraulic Cylinder
Suatu komponen yang terdiri dari rod, piston dan cylinder housing, didalam system hydraulic dipasang setelah control valve sebagai actuator penggerak attachment. Hydraulic cylinder mempunyai port bottom (piston side) dan port head, saat pressure oli masuk melalui port bottom, maka rod akan bergerak keluar (extend), sebaliknya saat pressure oli masuk melalui port head, maka rod akan bergerak masuk ke dalam cylinder (retract). Pergerakan retract dan extend rod cylinder digunakan untuk menggerakkan attachment unit. Sehingga pada dasarnya hydraulic cylinder berfungsi merubah tenaga hydraulis menjadi tenaga mekanis.

Pada beberapa type unit, cylinder dilengkapi dengan piston cushion pada kedua sisinya, atau hanya pada satu sisi cylinder. Cushion berfungsi untuk mencegah terjadinya benturan secara langsung antara piston rod dengan cylinder housing pada saat mencapai akhir langkahnya (end stroke) dengan cara menjebak oli dan membebaskannya secara bertahap.

14.Control Pump
Type fixed displacement gear pump SAR 100 (bagian depan Triple gear pump), dan dipasang pada center drive PTO, sehingga saat engine hidup, pump akan menghisap oli dari hydraulic tank dan menghasilkan flow oli yang dialirkan melewati pilot oil filter menuju pilot control circuit unit yang meliputi : Pilot Control Pump, PPC valve, dan input pressure solenoid valve block. Karena circuit control unit adalah Closed center, agar pressure tidak berlebihan dan dapat dipertahankan dalam range kerja, maka maksimal pressurenya dibatasi oleh PPC charge valve sebesar 35 kg/cm2 (high idle).

15.TVC Valve (Torque Variable Control) PC1100
Suatu valve yang dipasang pada Main pump (Rear Pump No.1) dan didalam OLSS hanya terdapat satu TVC valve. Terdapat port Psv yang berasal dari Charging pump sebagai input pressure, port PA1, PA2 dan PA3 yang berasal dari ketiga Main Pump Pressure (Front, Rear dan No.3) sebagai signal pressure, port Pdr yang berhubungan dengan sirkuit drain, serta port Pe sebagai output pressure yang menuju ke CO valve. Disamping itu juga terdapat proportional solenoid valve.
TVC bekerja untuk mengatur sudut main pump (flow dicharge pump) agar tenaga yang diserap oleh system hydraulic selalu sesuai dengan tenaga engine pada Rated speed (HP max), berdasarkan arus perintah dari pump controller (Engine speed sensing). Pada saat Working mode diposisikan G atau prolix switch diONkan, TVC valve bekerja berdasarkan signal pressure dari ketiga main pressure PA1, PA2, PA3. (Constant Torque Control).
Jadi pada dasarnya TVC valve akan mengatur flow dicharge pump sesuai dengan beban kerja (Load Pressure), saat load ringan atau pressure rendah, flow discharge diperbesar, sebaliknya saat load membesar ( pressure semakin tinggi) flow discharge pump diperkecil.
HP max Engine / Rated Speed = HP hyd dipertahankan konstan,
HP hyd = P X Q, sehingga Q (flow discharge) berbanding terbalik dengan P (pressure system)

16.CO Valve (Cut-Off valve)
Suatu valve yang dipasang pada Main pump (Front & Rear Pump No.1 dan Rear pump No.3) menempel pada servo valve dan menjadi satu block dengan NC valve. Terdapat port Pe output pressure TVC valve sebagai input pressure CO valve, port PA dari pump pressure sebagai signal pressure, port Pdr yang berhubungan dengan sirkuit drain, port Pec sebagai output pressure dan port Pc yang berasal dari solenoid CO cancel.
CO valve bekerja untuk memperkecil sudut main pump (flow discharge) sesaat sebelum relief pressure tercapai, sehingga akan menghilangkan relief loss, kerugian kehilangan tenaga engine secara percuma saat relief pressure tercapai (attachment tidak bisa bergerak), sedangkan pump masih mensuplai flow discharge yang besar. CO valve bekerja untuk memperkecil pressure Pec berdasarkan signal pressure PA.
Saat pilot pressure Pc dari solenoid CO cancel mengalir, CO valve tidak bisa bekerja untuk memperkecil sudut main pump, sehingga flow discharge dipertahankan untuk mendapatkan tenaga hydraulic yang lebih besar (Heavy lift & Drawbar pull) dengan juga menaikkan setting main relief valve menjadi 350 kg/cm2 (2nd stage) saat operasi pengangkatan berat atau unit travel.

17.NC Valve PC1100
Neutral Control Valve dipasang menempel pada servo valve main pump dan menjadi satu block valve dengan CO valve dan didalam system OLSS PC1100 terdapat 3 buah NC valve (Front, Rear dan No.1 pump). Terdapat port Pec output pressure CO valve sebagai input pressure NC valve, port Pdr yang berhubungan dengan sirkuit drain dan port Pt – Pd sebagai signal pressure dari Jet sensor. Perbedaan pressure Pt-Pd akan maksimal saat lever posisi netral dan semakin mengecil sesuai (proportional) dengan semakin besarnya sudut pergerakan, sedangkan saat lever PPC posisi full stroke, maka perbedaan pressure Pt-Pd menjadi hilang (maks.1 kg/cm2). Perbedaan pressure Pt-Pd yang propotional dengan pergerakan spool C/V (sudut pergerakan lever PPC valve) itulah yang digunakan untuk mengatur sudut main pump, sehingga flow discharge pump sesuai pergerakan lever PPC
Dengan demikian, kecepatan gerak actuator dapat sesuai dengan sudut pergerakan lever PPC.

18.Cushion Cylinder
Pada unit PC1100, arm cylinder dan bucket cylinder mempunyai cushion pada kedua sisinya, sedangkan pada boom cylinder hanya terdapat pada sisi headnya. Cushion berfungsi untuk mencegah terjadinya benturan secara langsung antara piston rod dengan cylinder housing pada saat mencapai akhir langkahnya (end stroke) dengan cara menjebak oli dan membebaskannya secara bertahap.

19.Control valve
Pada unit PC1100, terdapat RH-4 spool C/V, LH-5 spool C/V dan Swing-4 spool C/V, yang dioperasikan dengan pilot pressure yang berasal dari PPC valve, sesuai dengan pergerakan attachment yang diinginkan.
Pada dasarnya spool control valve berfungsi untuk mengarahkan aliran flow oli yang dihasilkan pump menuju ke masing masing cylinder hydraulic (sebagai directional valve), agar cylinder dapat bergerak extend atau retract, sehingga attachment dapat bergerak sesuai yang diinginkan . Pada control valve juga terdapat relief valve untuk membatasi maksimal pressure dalam system, juga terdapat safety valve dan suction valve yang berfungsi sebagai pengaman actuator saat attachment mendapat beban dari luar, dengan cara membebaskan pressure abnormal dan mencegah terjadinya kevakuman.

20.Pressure compensation valve (CLSS small PC -6 & 7)
Suatu valve yang dipasang pada port outlet control valve untuk menyeimbangkan beban kerja (Load). Pada saat dua atau lebih actuator digerakkan secara bersamaan, LS pressure yang tertinggi digunakan untuk mengatur bidang bukaan pressure compensation valve, sehingga perbedaan pressure (DP) antara upstream (port inlet) dengan downstream (port outlet) pada setiap spool control valve menjadi sama tanpa memperhatikan besarnya pressure (load) yang terjadi. Dengan demikian, flow discharge pump akan dibagi secara proportional dengan luas bidang pembukaan masing masing spool valve, sehingga didapatkan cycle time (actuator speed) yang cenderung konstan, tidak dipengaruhi oleh besarnya beban.

21.Variable pressure conpensation valve (CLSS small PC -6 & 7)
Valve ini dipasang jika service spool digunakan untuk actuator tambahan (misal breaker, stone hammer), sehingga dapat dilakukan adjustment flow yang dialirkan menuju service spool, saat dioperasikan bersamaan dengan main control valve (misal, boom Raise, arm In)

22.Unload valve (CLSS small PC -6 & 7, Auger System An Bin/ Anfo Mixer)
Suatu valve yang dipasang pada port inlet control valve, yang bekerja berdasarkan LS pressure circuit. Pada saat control valve posisi netral, LS pressure circcuit = 0 kg/cm2, sehingga flow discharge pump mampu mengalahkan cracking spring unload valve dan menghubungkan dengan circuit drain, dengan demikian dalam CLSS terdapat standby pressure sebesar + 35 kg/cm2. Sedangkan saat control valve digerakkan, pada LS pressure circuit akan terdapat pressure yang sebanding dengan load, sehingga Unload valve menutup hubungan port Inlet dengan circuit drain, maka flow discharge pump dialirkan ke circuit actuator.
Jadi pada dasarnya Unload valve berfungsi untuk membatasi maksimal pressure dalam system saat control valve posisi netral dengan membebaskan flow discharge pump kembali ke hydraulic tank.

23.Pump merger/devider valve (CLSS small PC -6 & 7)
Suatu valve yang dipasang pada control valve dan berfungsi untuk menggabungkan atau memisahkan (mengalirkan ke masing masing ke control valve) flow discharge kedua pump (Front & Rear). Dan pada saat yang bersamaan juga menggabungkan atau memisahkan LS circuit pressure. Valve ini bekerja berdasarkan signal pressure dari pump merge/devider solenoid valve yang mendapat arus perintah dari pump controller.

24.Self reducing valve (CLSS small PC -6 & 7, Auger System An Bin/ Anfo Mixer)
Suatu valve yang dipasang pada port inlet control valve, dan berfungsi untuk menurunkan main pressure menjadi pilot pressure untuk digunakan sebagai control pressure solenoid valve, PPC valve dsb. Sehingga pada system CLSS tidak perlu lagi menggunakan Charging pump.

25.Lift check valve
Suatu valve yang dipasang pada control valve dan bekerja dengan menimbulkan back pressure pada circuit drain untuk mencegah terjadinya kevakuman atau negative pressure pada actuator work equipment (cylinder dan motor).

26.Travel junction valve
Suatu valve yang dipasang pada control valve, dan didalam circuit hydraulic dipasang diantara kedua control valve travel dan kedua travel motor. Saat travel dioperasikan bersama dengan attachment, solenoid akan OFF untuk menghilangkan pilot pressure penggerak travel junction valve, sehingga valve menghubungkan kedua circuit travel (kanan & kiri), akibatnya flow oli dialirkan secara merata menuju kedua travel motor, sehingga unit dapat travel lurus tanpa terjadi deviasi.

27.Ls shuttle valve (CLSS small PC -6 & 7, Auger System An Bin/ Anfo Mixer)
Shuttle valve yang dipasang pada circuit LS pada semua spool control valve, dan berfungsi sebagai pemilih pressure yang lebih tinggi, sehingga pressure LS tertinggi yang mengalir sebagai pilot pressure control pump.

28.Ls by pass valve
Suatu valve yang dipasang pada control valve, yang mempunyai orifice untuk membebaskan pressure yang tersisa pada LS circuit, sehingga mengurangi kecepatan kenaikan pressure LS dan mencegah terjadi perubahan pressure LS secara mendadak. Selanjutnya penurunan pressure akan disebabkan oleh hambatan antara throttle main spool dan LS shuttle valve sesuai dengan besar flow yang dibebaskan oleh LS bypass valve, akibatnya effektivitas DLS berkurang dan kestabilan pergerakan actuator semakin meningkat.

29.Boom regeneration valve PC1100
Valve yang dalam circuit dipasang antara spool Boom dan sisi bottom Boom cylinder, dan bekerja berdasarkan pilot pressure dari PPC valve Boom Lower, sehingga saat posisi Boom Lower akan membypasskan sebagian oli dari sisi bottom menuju sisi head Boom cylinder, dengan demikian akan mempercepat kecepatan turun boom frame (attachment) dan mencegah terjadinya kevakuman pada sisi head boom cylinder.

30.Boom & Arm holding valve (CLSS small PC -6 & 7)
Valve yang dalam circuit dipasang antara spool Boom dan sisi bottom Boom cylinder, dan antara spool Arm dan sisi head Arm cylinder. Valve bekerja berdasarkan pilot pressure dari PPC valve Boom Lower atau Arm Out, dan berfungsi untuk mencegah penurunan attachment secara tiba-tiba jika terjadi kebocoran piping atau hose diantara control valve dan cylinder saat unit operasi, dengan menutup oli yang kembali dari sisi bottom cylinder sehingga meningkatkan factor keamanan operasi.

31.Arm Regeneration circuit and check valve
Suatu check valve yang dalam circuit dipasang antara spool Arm dan sisi Head Arm cylinder, dan bekerja berdasarkan perbedaan pressure pada kedua sisi cylinder, sehingga saat posisi Arm In, check valve akan terbuka dan membypasskan sebagian oli dari sisi head menuju sisi bottom Arm cylinder, dengan demikian akan mempercepat kecepatan gerak Arm In dan mencegah terjadinya kevakuman pada sisi bottom Arm cylinder.

32.Hydraulic cylinder
arm cylinder dan bucket cylinder mempunyai cushion pada kedua sisinya, sedangkan pada boom cylinder hanya terdapat pada sisi headnya. Cushion berfungsi untuk mencegah terjadinya benturan secara langsung antara piston rod dengan cylinder housing pada saat mencapai akhir langkahnya (end stroke) dengan cara menjebak oli dan membebaskannya secara bertahap

๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡๐Ÿ‘‡



klinik alat berat

Author & Editor

klinik alat berat adalah layanan penjualan suku cadang dan layanan jasa service pada alat berat.